Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TONY FERNANDES: Sektor Penerbangan Harus Ditata

CEO Air Asia Group Tony Fernandes menyarankan Pemerintah Indonesia melakukan penataan sektor penerbangan secara komprehensif agar jumlah penumpang terdongkrak untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian.

Bisnis.com, JAKARTA- CEO Air Asia Group Tony Fernandes menyarankan Pemerintah Indonesia melakukan penataan sektor penerbangan secara komprehensif agar jumlah penumpang terdongkrak untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian.

 

Menurutnya, saat ini terlalu banyak hambatan bagi dunia penerbangan di Indonesia sehingga pihak maskapai kesulitan melakukan pengembangan khususnya untuk membuka destinasi baru serta meningkatkan jumlah penumpang.

 

Berbagai hambatan tersebut menurutnya adalah penerapan bea masuk untuk komponen dan suku cadang pesawat terbang yang saat ini mencapai 5% hingga 7%. berikutnya adalah mahalnya harga bahan bakar avtur di Indoensia dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara.

 

Sementara hambatan berikutnya adalah penerapan pungutan Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) yang menurutnya cukup tinggi.

 

Saya kira dalam dunia penerbangan Indonesia, semua mendapatkan hasil kecuali maskapai penerbangan. Maskapai lain juga pasti menyetujui apa yang saya katakan ini,” ujarnya, Senin (15/9).

 

Padahal, lanjutnya, kontribusi dunia penerbangan dalam hal ini pihak maskapai sangat besar bagi pertumbuhan perekonomian khususnya bagi sektor pariwisata. Semakin banyak penerapan tarif dilakukan, menurutnya akan berdampak pada semakin sedikit masyarakat menggunakan pesawat untuk berpergian.

 

Untuk bea masuk komponen dan suku cadang pesawat yang diterapkan saat ini sangat tidak masuk di akal. Coba perhatikan di negara manapun di Asia Tenggara, penerapan tarif tersebut dihapuskan. Mengapa Indonesia masih menerapkan hal tersebut,” katanya.

 

Sementara terkait harga avtur, menurutnya PT Pertamina harus mengerahkan segala upaya agar harga avtur bisa lebih murah dibandingkan saat ini. Bahkan, tugas berat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut adalah menyamakan harga avtur antara satu kota dengan kota lain di Indoensia. Saat ini menurutnya, harga BBM tersebut akan lebih mahal jika dibeli di kota kecil.

 

Menurutnya, ada yang salah dalam bisnis penerbangan di Indonesia dan harus segera diperbaiki. Contohnya, ketika pertama kali masuk ke Indonesia, Air Asia menurutnya memiliki sekitar 20 pesaing. Tapi saat ini, tersisa hanya dua pesaing yakni Garuda Indonesia dan Lion Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper