Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indospring Tambah Kapasitas Produksi 20%

Produsen pegas komponen otomotif, PT Indospring Tbk, menambah kapasitas produksi 20% melalui pengadaan mesin baru senilai Rp182 miliar.

Bisnis.com, SURABAYA--Produsen pegas komponen otomotif, PT Indospring Tbk, menambah kapasitas produksi 20% melalui pengadaan mesin baru senilai Rp182 miliar.

Direktur Utama Indospring Ikawati Nurhadi menguraikan investasi untuk pembelian mesin pembuat pegas kendaraan niaga (leaf spring) di pabrik III Rp182 miliar.

Saat ini mesin tersebut sedang dirakit dan ditargetkan operasional tahun ini.

"Agustus-September mulai produksi, bila tahun lalu 7.500 ton per bulan maka mesin baru operasi produksi 9.000 ton per bulan [naik 20%]," jelasnya seusai RUPS di Surabaya, Rabu (11/6/2014).

Selain memperbesar produksi leaf spring, kata dia, perseroan juga memperbesar kapasitas coil spring dan hot coil spring. Keduanya pegas ulir atau kerap disebut per keong yang biasa digunakan kendaraan penumpang.

Pengembangan produk baru itu akan dilakukan anak usaha. Ada alokasi Rp100 miliar untuk penyertaan modal ke entitas anak tersebut, termasuk membangun gedung pabrik.

"Setoran Rp35 miliar untuk modal entititas anak baru, Rp25 miliar untuk gedung pabrik dan Rp50 miliar tambahan modal kerja perseroan," jelasnya.

Direktur Indospring David Setiawan menguraikan anak usaha saat beroperasi 2015 mendatang bisa memproduksi coil spring 370.000 buah dari produksi sekarang 120.000 buah.

"Produksi itu nantinya untuk memenuhi pasar lokal," urainya.

Indospring pada 2013 memproduksi leaf spring 75.475 ton, coil spring 3.459 ton, dan flat bar (bahan baku pegas) 28.958 ton.

Penambahan lini produksi leaf spring menjadikan produksi pegas jenis ini 85.222 ton di akhir 2014. Sedangkan produksi coil spring diproyeksi menjadi 4.508 ton dan flat bar 45.250 ton.

Bila diperbandingkan antara total produksi 2013 107.892 ton dengan proyeksi produksi 134.980 ton pada akhir tahun ini maka ada kenaikan 25%.

David menguraikan kenaikan tersebut masih cukup masuk akal. Pasalnya, permintaan domestik yang tercermin dari pertumbuhan otomotif diprediksi naik 6,5%.

"Selain tumbuh organik produksi tersebut juga akan dijual dengan mencari pasar baru, salah satunya Thailand yang akan masuk tahun ini," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper