Bisnis.com, BEKASI - Pemerintah Kota Bekasi menghentikan perizinan investasi baru industri pengolahan (manufacturing) besar dan sedang, dan mengarahkan laju pertumbuhan ekonomi dari industri pengolahan kepada jasa dan perdagangan.
Proses penghentian perizinan industri besar dan sedang di Kota Patriot itu telah berlangsung beberapa tahun lalu. Indikator itu diketahui dari berkurangnya jumlah industri di Kota Bekasi yang terjadi tiap tahun.
Kepala Bidang Ekonomi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bekasi Eka Hidayat Taufik mengatakan penghentian perizinan untuk industri manufaktur mengingat keterbatasan lahan di Kota Bekasi yang kian menyempit.
Menurut Eka, pemerintah mendukung perizinan bagi investor yang hendak mengembangkan bisnis pada sektor jasa dan perdagangan baik ritel maupun properti. Namun demikian, kata dia, pendirian bangunan harus mengacu pada Undang-Undang (UU) No.26/2007 tentang Penataan Ruang.
“Untuk investor baru, kami arahkan dan tekankan kepada sektor jasa dan perdagangan. Perizinan industri manufaktur kami hentikan dulu,” papar Eka kepada Bisnis, Selasa (27/5/2014).
Kendati demikian, Pemkot Bekasi masih memberikan relaksasi perizinan bagi investor yang serius menggarap industri pengolahan sampah. Pasalnya, industri pengolahan sampah dianggap dapat mengurangi polusi dan pencemaran lingkungan di Kota Patriot.
Eka mengatakan Pemkot Bekasi memilih untuk mempertahankan industri manufaktur yang sudah ada sebelumnya. Kota Bekasi memiliki potensi ekonomi di sektor industri, perdagangan dan jasa. Ketiga sektor itu, ujarnya, terus memberikan kontribusi yang besar terhadap pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB).
Kepala Bidang Industri Disperindagkop Kota Bekasi Jainuddin Sitanggang mengatakan tren penurunan investasi industri manufaktur lantaran pelaku usaha tidak mau menanggung biaya produksi yang tiap tahun kian membengkak. Dia mengakui investor beralih mengincar berbisnis properti dan pendirian toko modern karena Kota Bekasi merupakan wilayah penyangga DKI Jakarta.
“Arahnya memang ke sektor jasa dan perdagangan. Karena melihat lahan di sini sudah tidak mungkin,” paparnya.