Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengangguran Usia Muda Tinggi, Indonesia Harus Waspada

Bank Dunia mengingatkan kawasan Asia Pasifik Timur terhadap risiko meningkatnya pengangguran usia muda (15-24 tahun), terutama di Indonesia, Filipina, Fiji, Tuvalu, dan Vanuatu.

Bisnis.com, JAKARTA—Bank Dunia mengingatkan kawasan Asia Pasifik Timur terhadap risiko meningkatnya pengangguran usia muda (15-24 tahun), terutama di Indonesia, Filipina, Fiji, Tuvalu, dan Vanuatu.

Truman Packard, Ketua Ekonom Bank Dunia, mengatakan secara keseluruhan kawasan tersebut memiliki tingkat pengangguran usia produktif lebih dari 30% pada 2012.

“Tingginya angka pengangguran usia muda tersebut berkebalikan dengan asumsi bonus demografi di Asia Pasifik Timur, termasuk Indonesia,” katanya di Jakarta sesuai merilis laporan East Asia Pasific at Work : Employment, Enterprise, and Well Being, Kamis (8/5/2014).

Laporan tersebut menyebutkan pertumbuhan ekonomi yang melambat, bertambahnya biaya tenaga kerja, hambatan pasar tenaga kerja, dan kebijakan sosial yang belum mampu mengatasi isu ketenagakerjaan berkontribusi terhadap peningkatan angka pengangguran.

Kebijakan ketenagakerjaan yang ada misalnya peningkatan upah minimum di Indonesia, Vietnam, dan Thailand, terbukti telah memangkas peluang kerja bagi perempuan dan tenaga kerja muda.

Melambatnya penurunan angka kemiskinan, tambahnya, sekaligus rendahnya produktivitas tenaga kerja juga dapat mengarah ke bertambahnya angka pengangguran.

Laporan Bank Dunia itu juga menyebutkan lebih dari 50% pekerja di kawasan tersebut adalah pekerja informal. Akibatnya, hal itu berimplikasi terhadap rendahnya produktifitas.

“Produktifitas pekerja Indonesia ini memang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Bagaimana memaksimalkan spending 20% anggaran pendidikan untuk meningkatkan skill buruh kita,” tekan Vivi.

Dirinya mencontohkan sebanyak 20 juta pekerjaan di sektor formal telah tercipta selama 10 tahun terakhir, tetapi sayangnya mayoritas penambahan pekerjaan tersebut tidak memiliki produktifitas yang tinggi.

Isu peningkatan kemampuan pekerja Indonesia seharusnya sudah menjadi perhatian utama pemerintah karena seringkali dirinya melihat peningkatan upah minimum tidak berkorelasi dengan produktivitas. “Menciptakan pekerjaan yang banyak sekaligus berkualitas, itu adalah tantangan pemerintah,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper