Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masterplan Kebijakan Gas Nasional: Pemerintah Bentuk 'Bulog' Gas

Di tengah-tengah cadangan minyak Indonesia yang semakin menipis dan masih adanya impor elpiji (liquefied petroleum gas/LPG), pemerintah bertumpu pada gas bumi untuk menyokong kebutuhan energi Indonesia jangka panjang.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah-tengah cadangan minyak Indonesia yang semakin menipis dan masih adanya impor elpiji (liquefied petroleum gas/LPG), pemerintah bertumpu pada gas bumi untuk menyokong kebutuhan energi Indonesia jangka panjang.

Pasalnya, pemerintah tengah menyusun masterplan kebijakan gas nasional yang berlaku hingga 2045. Salah satu isinya, yakni membentuk lembaga yang memiliki fungsi semacam bulog yang menyokong kebutuhan pangan. Hanya saja, bulog ini khusus gas.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo mengatakan pembahasan untuk masterplan kebijakan gas nasional telah dilakukan sebanyak dua kali dan akhir pekan ini dijadwalkan pertemuan untuk ketiga kalinya.

Dia menjelaskan pembahasan masterplan ini selain Kementerian ESDM juga melibatkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Bank Dunia.

“Jadi nanti tidak ada itu penentuan harga gas berdasarkan tiap lapangan,” katanya, Senin malam (14/4/2014).

Menurutnya, nantinya ada tim khusus semacam Bulog gas yang akan menangani gas. Misalnya soal harga gas yang saat ini masih berdasarkan tiap lapangan, pengalokasian gas, hingga pengkajian peraturan yang perlu diubah.

Namun, perkara apakah badan ini yang akan membeli gas sebagai wakil pemerintah, masih dalam proses pengkajian. Selain itu, masalah-masalah seperti permintaan dan suplai gas juga menjadi pembahasan dalam penyusunan masterplan tersebut.

Tak hanya itu, masterplan tersebut juga berisi soal rencana pembangunan infrastruktur gas sehingga persoalan apakah pipa distribusi harus open access atau dedicated terselesaikan.

Sementara itu, Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara Nur Pamudji telah menandatangani kesepakatan dengan Konsorsium Shijiazhuang Enric Gas Equipment Co Ltd, Ocean Engineering Design & Reasearch Institute of CIMC dan PT Enviromate Technology International yang diwakili oleh Cui Li pada Selasa 15 April 2014.

Penandatanganan kontrak pembangunan (engineering, procurement, contruction and installation/EPCI) tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi primer listrik yang tidak terjangkau fasilitas pipa gas.

Nur Pamudji mengatakan PLN akan menanfaatkan gas dari Gresik, Jawa Timur untuk dikirim ke Lombok Nusa Tenggara Barat melalui teknologi compress natural gas (CNG) yang diangkut menggunakan kapal CNG Vessel.

“Konsorsium akan membangun fasilitas kompresi gas di Gresik selama 1 tahun dan fasilitas dekompresi gas di Lombok selama 2 tahun,” katanya, Selasa (15/4/2014).

Menurutnya, konsorsium juga bertanggung jawab untuk membangun CNG Vessel selama 2 tahun dan melakukan operasi serta pemeliharaan ketiga fasilitas tersebut selama 3 tahun. Dia menjelaskan bila proyek Marine CNG Transportation akan mengangkut gas hingga 20 juta kaki kubik (MMscf).

Proyek dengan nilai US$132,004 juta ini rencananya juga akan diterapkan untuk lokasi pembangkit listrik yang menggunakan gas lainnya dengan kapasitas sama, atau bahkan lebih besar. “Pasokan 5 juta MMscfd CNG tersebut akan mampu membangitkan 90megawatt untuk pulau Lombok,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukas Hendra TM
Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper