Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fokus ke CSR, Produksi Kuartal I RAPP Stagnan

PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) memproduksi 675.000 ton pulp dan 200.000 kertas sepanjang kuartal I tahun ini. Di sisi lain, perseroan sedang berfokus dalam program corporate social responsibility (CSR).
Hutan Tanaman Industri /bisnis.com
Hutan Tanaman Industri /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) memproduksi 675.000 ton pulp dan 200.000 kertas sepanjang kuartal I tahun ini. Di sisi lain, perseroan sedang berfokus dalam program corporate social responsibility (CSR).

Kusnan Rahmin, Presiden Direktur Riau Andalan mengatakan, jumlah produksi relatif stagnan mengikuti permintaan pasar. Pihaknya juga belum berencana untuk melakukan ekspansi lanjutan.

“Produksi kami per tahun 2,7 juta ton pulp dan 800.000 ton kertas. Per kuartal ya tinggal dibagi empat saja,” ujarnya di Jakarta, Senin (14/4/2014).

Dia membeberkan untuk harga pasaran kertas saat ini juga tercatat stagnan di kisaran US$750 per ton. Riau Andalan saat ini tengah berfokus pada program CSR mereka dengan membangun konsep eco-village terhadap desa di sekitar area konsesi.

“Anggaran kami untuk hal tersebut per tahun Rp2,9 miliar. Itu di luar infrastruktur,” katanya. Pihaknya memperhatikan nilai-nilai budaya masyarakat setempat dalam program pemberdayaan masyarakat disekitar wilayah operasi perusahaan.

“Falsafah kegiatan pemberdayaan masyarakat kami didasarkan pada kepercayaan apa yang baik bagi masyarakat tentunya baik pula bagi negara dan juga baik bagi perusahaan,” jelas Kusnan.

Ada sekitar 150 desa di sekitar areal operasi Riau Andalan, di Pelalawan Riau. Kusnan menyatakan RAPP akan mendorong terbangunnya eco-village, yang menjadikan desa tersebut mampu mandiri dengan sumberdaya yang dimiliki.

“Selama 2 tahun terakhir ini, kami lakukan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.  Dua desa telah dijadikan 'pilot project' dan akan ditularkan ke 150 desa lainnya di Riau,” imbuh Kusnan.

Dua desa yang akan disiapkan sebagai percontohan adalah Desa Sering dan Desa Binjai, Pelalawan, Riau. Riau Andalan telahmenggandeng LSM Bidara sebagai pendamping untuk memastikan program pemberdayan berjalan tepat sasaran.

Hadi Daryanto, Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan, mengingatkan industri kehutanan sudah seharusnya bertanggung jawab untuk memberdayakan masyarakat di sekitar operasinya.

"Pola pemberdayaan itu harus bergerak lebih jauh dari yang sifatnya sumbangan, tapi menuju terciptanya manfaat yang bisa mebjadikan masyarakat mandiri," katanya di Jakarta, Senin (14/4/2014).

Pola pemberdayaan masyarakat yang layak dijadikan contoh adalah pembangunan hutan rakyat pola kemitraan. Dengan pola tersebut, industri membagi bibit, mendampingi selama penanaman dan membeli panen kayu yang dihasilkan dengan harga pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Giras Pasopati
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper