Telkomsel Butuh 5.000 BTS Hotel di Jakarta

Rezza Aji Pratama
Rabu, 2 April 2014 | 12:37 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Guna meningkatkan kualitas jaringan di Ibu Kota, Telkomsel membutuhkan sekitar 5.000 base transceiver receiver (BTS) hotel yang akan dipasang di tiang lampu jalan.

Direktur Utama Telkomsel Alex J. Sinaga mengatakan kapasitas jaringan Telkomsel di perkotaan saat ini sudah kesulitan melayani aktivitas komunikasi pelanggan.

Di sisi lain, pembangunan BTS konvensional sudah tidak memungkinkan karena terkendala pada ketersediaan lahan. BTS hotel yang memanfaatkan tiang lampu akan menjadi salah satu solusi.

Selain Jakarta, Telkomsel juga tengah mengajukan perizinan ke beberapa pemerintah daerah (Pemda) dan Jasa Marga selaku pengelola jalan tol.

Beberapa Pemda seperti Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta sudah memberikan lampu hijau dengan menunjuk rekan kerja setempat. Di Medan dan Surabaya, saat ini proses perizinan masing berlangsung.

“Ada Pemda yang sudah progresif, tapi ada juga yang bahkan mikirin itu juga belum,” ujarnya pekan lalu.

Menurut Alex, pembangunan BTS hotel saat ini justru terkendala pada perizinan yang tidak mudah. Dinamika kota metropolitan yang sibuk membuat pembangunan ini tidak bisa sembarangan. Hal ini membuat Alex sulit mematok tenggat waktu kapan BTS hotel ini akan terealisasi sepenuhnya.

Padahal, untuk memasang BTS di tiang lampu hanya butuh waktu sekitar 1 pekan, dibandingkan dengan BTS konvensional yang bisa sampai 3 bulan.

BTS hotel ini akan dipasang dengan rentang sekitar 50 meter, tergantung jarak antara satu tiang lampu dengan tiang lampu lain. Dengan jarak ini, Alex optimis akan lebih efektif menjangkau pelanggan terutama di kawasan padat penduduk.

Kemacetan yang biasa terjadi di jalan-jalan protokol Ibu Kota juga bisa teratasi dengan BTS hotel ini, karena BTS konvensional memiliki rentang jarak hingga 200 meter.

 Alex melanjutkan, selain lebih efektif, biaya yang harus dikeluarkan Telkomsel untuk memasang BTS hotel juga lebih murah. Pasalnya, perusahaan akan menggunakan sistem sewa dengan harga rata-rata Rp20 juta per bulan untuk setiap lokasi.

Harga ini juga sudah termasuk ongkos modifikasi tiang lampu dan penyewaan serat optik. Sementara itu, ongkos BTS konvensional bisa mencapai Rp30 juta yang hanya mencakup tower dan listrik, belum termasuk serat optik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper