Bisnis.com, JAKARTA—Meski pemerintah menjalankan sejumlah program penanganan kemiskinan, penduduk miskin September 2013 justru bertambah 480.000 orang menjadi 28,55 juta, dari jumlah pada Maret 2013 sebanyak 28,07 juta orang.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan kenaikan harga BBM pada Juni 2013 mengerek inflasi periode Maret—September 2013 menjadi 5,02%. Akibatnya, kenaikan harga BBM juga diikuti dengan kenaikan harga pangan.
“Sumbangan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan itu mencapai 73,43% pada September 2013. Beras menjadi penyumbang terbesar terhadap garis kemiskinan yakni 24,81% di perkotaan, dan 32,72% di pedesaan,” ujarnya, Kamis (2/12/2013).
Dia mengungkapkan rata-rata harga beras secara nasional sedikit mengalami peningkatan pada September 2013 sebesar Rp10.969 per kg, atau naik 2,05% dibandingkan dengan harga beras Maret 2013 sebesar 10.748 per kg.
Selain itu, penyumbang terbesar kedua didorong dari komoditi rokok kretek filter sebesar 10,08% di perkotaan dan 8,31% di pedesaan. Sementara, telur ayam ras menjadi penyumbang ketiga perkotaan, sedangkan gula pasir menjadi penyumbang ketiga pedesaan.
Suryamin berpendapat kontrol pemerintah terhadap komoditi makanan perlu segera diprioritaskan mengingat besarnya peranan makanan terhadap garis kemiskinan. Menurutnya, kondisi tersebut ternyata tidak jauh berbeda dengan kondisi Maret 2013 sebesar 73,52%.
“Hingga saat ini, faktor makanan masih menjadi kebutuhan utama penduduk miskin. Saya kira kalau pemerintah mampu mengendalikan faktor makanan ini, maka akan berdampak positif terhadap jumlah penduduk miskin,” ujarnya.
Garis kemiskinan September 2013 tercatat Rp292.051 per kapita per bulan, naik dari sebelumnya Maret 2013 sebesar Rp271.626 per kapita per bulan. Sementara, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Agustus 2013 sebesar 6,25%. (Ringkang Gumiwang, Amanda Kusuma Wardhani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
