Bisnis.com, SURABAYA--Indonesia perlu menginvestasikan US$3.000- US$5.000 per kWh untuk membangun pilot project pembangkit energi laut sebagai upaya percepatan pengembangan energi laut Indonesia.
Mukhtasor, Ketua Asosiasi Energi Laut Indonesia (Aseli), mengatakan investasi yang dibutuhkan untuk membangun pembangkit energi laut setara dengan investasi yang dibutuhkan untuk membuat energi dari panas bumi.
"Investasi awal memang besar, tetapi ini untuk jangka panjang agar Indonesia tidak ketergantungan impor minyak dan batu bara," katanya di sela-sela Workshop Energi Laut Internasional, di Surabaya, Rabu (18/12/2013).
Saat ini, katanya, Aseli tengah membuat uji coba di sekitar Jembatan Suramadu dengan kapasitas 10 KW, sedangkan Kementerian Riset dan Teknologi juga sedang uji coba di Selat Lombok dengan kapasitas 175 KW.
“Kalau ini [pilot project dan pengembangannya] segera dikerjakan maka dalam 2-3 tahun kedepan Indonesia akan punya kontribusi energi laut yang besar, dan pemerintah tidak akan ngurusi minyak terus,” tambahnya.
Adapun potensi energi laut yang bisa dihasilkan oleh Indonesia yakni, Pertama, jenis energi listrik dari panas laut yang berada di laut berpalung dengan kedalam 1.000 meter misalnya di Manado Utara, utara Pulau Bali, daerah barat Padang Sumatera.
Kedua, jenis energi dari arus laut yang bisa digali di laut sempit seperti Selat Larantuka, Selat Lombok, Selat Bali.
Ketiga, energi dari gelombang yang bisa diperoleh di laut lepas misalnya selatan Bali, selatan Lombok dan utara Manado.
“Jadi Indonesia punya banyak pilihan. Potensi inilah yang juga sedang dilihat oleh Jepang,” kata Mukhtasor.
Diketahui pengembangan energi laut yang dimulai dengan pembangunan pilot project tersebut telah dibahas dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Kebijakan Energi Nasional bersama dengan Komisi VII DPR dan Dewan Energi Nasional.
Pilot Project Pembangkit Energi Laut Butuh Investasi US$5.000/kWh
Indonesia perlu menginvestasikan US$3.000- US$5.000 per kWh untuk membangun pilot project pembangkit energi laut sebagai upaya percepatan pengembangan energi laut Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Peni Widarti
Editor : Ismail Fahmi
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
10 jam yang lalu
Bos Eramet Buka-bukaan Soal RI Batasi Pasokan Nikel
12 jam yang lalu
Sederet Saran dari Ekonom untuk Lompatan Pertumbuhan Ekonomi RI
15 jam yang lalu