Bisnis.com, MEDAN - Pemerintah mengembangkan rumah murah dengan harga Rp50 juta untuk tipe 36 yang dibangun di berbagai wilayah di Indonesia bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Direktur Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum Anita Firmanti mengatakan pemerintah mengembangkan teknologi perumahan yang terjangkau bagi masyarakat.
Rumah yang dikembangkan itu harus lebih cepat, lebih baik dan lebih murah. Untuk itu, diperlukan inovasi yang terus menerus agar bisa semakin diserap oleh masyarakat luas.
Jenis rumah tersebut diberi nama Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dan Rumah Kayu Instan (RIKA) yang dapat dibangun hanya dalam waktu 7 hari.
RISHA dan RIKA adalah teknologi konstruksi bangunan rumah sederhana, yang memiliki keunggulan cepat bangun dan dapat dibongkar pasang (knockdown).
"Hanya saja untuk teknologi baru ini skema pembelian kredit dari perbankan masih belum mudah," ungkapnya disela-sela seminar internasional inovasi teknologi dan kebijakan perumahan murah di Hotel Aston Medan, Selasa (10/12/2013).
Kedua jenis rumah ini telah dikembangkan sejak 2012 lalu dan telah ada di seluruh kota di Pulau Jawa, sebagian di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Ditargetkan pada 2014 mendatang kedua jenis rumah ini akan dibangun di seluruh kota di Indonesia. Hingga saat ini, terdapat 67 perusahaan aplikator yang mengembangkan kedua rumah jenis tersebut.
Dia menambahkan teknologi rumah ini sudah dijamin sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI). Hal ini menepis anggapan bahwa rumah murah dan instan tak memiliki standar mutu.
Pada prinsipnya RISHA dan RIKA hampir sama, yaitu konstruksi RISHA berbasis Beton Bertulang sedangkan RIKA konstruksinya kayu olahan (LVL) dari jenis kayu cepat tumbuh, sehingga kedua teknologi ini ramah lingkungan.
Berikut Spesifikasi jenis rumah RISHA dan RIKA :
Harga : Rp50 juta tanpa tanah
Tipe : 36 dengan 2 kamar tidur, 1 Ruang tamu, dan 1 dapur dan ruang makan
Waktu Pembangunan : 1 Minggu
Sistem : Knock-down
Daya Tahan : Tahan Gempa, bertahan 20 tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
