Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina bersama dengan PTT Global Chemical Public Company Limited (PTTGC) sepakat untuk melaksanakan perjanjian usaha patungan (manufacturing joint venture) dengan membangun komplek petrokimia yang ditargetkan beroperasi pada 2018 di Jawa dan Sumatra.
Direktur Pengolahan Pertamina Chrisna Damayanto mengatakan hingga saat ini investasinya masih belum final. Dia mengatakan Pertamina dan PTTGC menargetkan investasi akhir akan selesai pada 2015.
“Saya pikir perlu ada studi kelayakan yang lebih detail lagi,” katanya hari ini, Selasa (10/12/2013).
Chrisna mengatakan Pertamina berencana mengambil 51% bagian dari perjanjian usaha patungan ini, sedangkan PTTGC akan memperoleh bagian 49%.
Hanya saja, katanya, kedua pihak diijinkan untuk mencari partner proyek masing-masing. Namun, ujarnya, Pertamina belum berencana untuk mencari partner.
Menurutnya, dengan adanya perjanjian usaha patungan ini, diharapkan akan memiliki pangsa pasar petrokimia 30% di Indonesia yang berdasarkan perhitungan mereka akan tumbuh mencapai $30 miliar.
Sementara itu, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko PT Pertamina Afdal Bahaudin mengatakan investasi awal berada pada$4-5 miliar. Namun, lanjutnya, angka itu dapat berubah karena hingga saat ini mereka belum mencapai keputusan investasi akhir (FID).
Di sisi lain, President dan CEO PTTGC Bowon Vongsinudom mengatakan mereka akan menyelesaikan studi awal proyek ini, termasuk di dalamnya unit cracker dan bisnis hilir lainnya yang ditargetkan selesai pada kuartal kedua 2014. Dia mengharapkan nantinya bahan baku berasal dari Thailand dan Indonesia.
Menurutnya, mereka (Pertamina dan PTTGC) mengharapkan untuk membangun cracker nafta terkait dengan salah satu kilang Pertamina yang ada, baik di Balongan, Jawa Barat, atau Plaju, Sumatera Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
