Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dahlan Iskan: Beras Sudah tak Impor Lagi

Menteri BUMN Dahlan Iskan menegaskan bahwa beras sudah tidak impor lagi pada tahun ini, sedangkan masalah pupuk juga sudah tidak ada kelangkaan dalam dua tahun terakhir.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, SURABAYA-- Menteri BUMN Dahlan Iskan menegaskan bahwa beras sudah tidak impor lagi pada tahun ini, sedangkan masalah pupuk juga sudah tidak ada kelangkaan dalam dua tahun terakhir.

"Tahun lalu sebenarnya kita sudah bisa tidak impor beras, tapi kita tetap impor bukan karena kekurangan, melainkan untuk jaga-jaga kalau ada bencana," katanya di Surabaya, Sabtu (30/11/2013).

Di hadapan ratusan mahasiswa se-Jawa-Bali yang mengikuti seminar 'Ketahanan Pangan Nasional' dalam rangkaian "3rd Airlangga Ideas Competition", ia menjelaskan kebutuhan beras saat ini 3,6 juta ton.

"Bulog sudah mampu mencapai target itu sejak tahun lalu, tapi tahun lalu tetap impor untuk jaga-jaga terhadap bencana. Nggak apa-apa diprotes mahasiswa daripada rakyat kekurangan bila ada bencana," katanya.

Namun, mulai tahun ini sudah tidak impor lagi. "Masalahnya, mutu beras kita masih rendah, karena terlalu lama disimpan di gudang, sehingga wajar kalau berasnya berbau atau ada kutu, tapi hal itu justru karena produksi beras kita sukses," katanya.

Untuk menyiasati rendahnya mutu beras itu, pihaknya mendapatkan saran dari petani Bantul, Jawa Tengah, agar pemerintah meniru sistem lumbung padi pasa masa lalu yang menyimpan beras dan gabah.

"Atas saran petani Bantul itu, pengadaan Bulog ke depan akan ada 20 persen dalam bentuk gabah, sehingga mutu beras kita tidak rendah. Ada saran secara teknologi, tapi beras tidak terlalu membutuhkan itu," tutur Dahlan.

Tidak hanya beras, lanjutnya, kini juga sudah tidak ada lagi berita kelangkaan pupuk dalam dua tahun terakhir. "Itu karena Dirut PT Petrokimia membenahi manajemen distribusi pupuk, jadi masalahnya bukan dalam produksi, tapi manajemen pupuk."

Teknologi Pangan Menanggapi pertanyaan mahasiswa tentang impor kedelai dan garam, mantan Dirut PT PLN itu menyatakan hal itu akan diatasi dengan teknologi, sebab berharap kepada petani sangat sulit, karena petani sekarang sudah cerdas dan lebih memilih padi yang menguntungkan.

"Tapi, kalau dibiarkan, maka kita akan impor kedelai terus, karena itu saya akan bekerja sama dengan Prof Ni Nyoman Tripuspaningsih MSi dari FKH Unair untuk merintis teknologi transgenik bagi kedelai," katanya. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ismail Fahmi
Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Newswires

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper