Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Gelar Konferensi Internasional Efek Radiasi Pengion

Bisnis.com, Indonesia - Indonesia menjadi tuang rumah konferensi internasional tentang sumber, efek, dan risiko radiasi pengion, yang akan dilangsungkan di Sanur, Bali, pada 10-11 Oktober 2013.Radiasi pengion adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk

Bisnis.com, Indonesia - Indonesia menjadi tuang rumah konferensi internasional tentang sumber, efek, dan risiko radiasi pengion, yang akan dilangsungkan di Sanur, Bali, pada 10-11 Oktober 2013.

Radiasi pengion adalah energi yang dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik, atau partikel bermuatan yang mampu mengionisasi media yang dilaluinya.

"Manfaat dan risiko dari setiap kegiatan yang melibatkan radiasi pengion atau radiasi secara singkat, perlu diketahui dengan pasti, sehingga penggunaannya dapat optimal dan risiko bisa diminimalkan," kata Susilo Widodo, Kepala Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), di Jakarta, Selasa (24/9/2013).

Konferensi ini, kata Susilo diadakan oleh Batan bekerja sama dengan United Nations Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation (UNSCEAR). Kegiatan yang baru pertama kali digelar Batan ini untuk membahas perkembangan iptek radiasi pengion dari sisi sumber, efek, dan risikonya.

Menurut Anhar Riza Antariksawan, Deputi Bidang Penelitian Dasar dan Terapan Batan, efek radiasi itu tidak selalu berkaitan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) atau kecelakaan nuklir. Radiasi itu bisa muncul dari mana saja. Dari aktifitas pertambangan atau paparan alat kedokteran yang menggunakan radiasi.

"Karenanya perlu dievaluasi efek dan risiko dari berbagai aplikasi radiasi di tingkat global. Radiasi itu sendiri sebenarnya sudah ada sejak bumi terbentuk," ungkap Anhar.

Dia menuturkan walau Indonesia belum memiliki PLTN, konferensi itu penting diadakan. Sebagai salah satu dari 27 negara anggota UNSCEAR, Indonesia dapat memberikan sumbangan berarti dalam mengkaji tingkat radiasi dan efeknya di masyarakat dan lingkungan.

Batan sendiri akan memberikan data-data tingkat radiasi di Indonesia dalam berbagai aktifitas. Daerah Mamuju, misalnya, tingkat radiasinya 9 kali lebih tinggi daripada Jakarta.

"Karena itu diharapkan jangan sampai ada aktifitas pertambangan secara masif di daerah ini, sebelum dikumpulkan data-data efek radiasi pada masyarakat dan lingkungan. Bangka Belitung juga memiliki tingkat radiasi 2 kali dari batas normal, karena ada aktivitas pertambangan," ujarnya.

Ketua panitia konferensi Prof. Erie Hiswara mengatakan acara tersebut mendapat dukungan dari Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Perhimpunan Ongkologi Radiasi Indonesia (PORI), Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia (PDSRI), dan Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia (PKNI).

Beberapa pakar yang sudah memastikan kehadirannya, ujarnya, antara lain, Sekretaris UNSCEAR Malcolm Crick, Ketua UNSCEAR Carl-Magnus Larsson,   Ketua Delegasi Argentina Abel J. Gonzales, Ketua PORI Prof. Soehartati Ghondowiardjo,  dan Peter Zagyvai, tenaga ahli IAEA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmayulis Saleh

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper