Bisnis.com, JAKARTA - Penciptaan lapangan kerja secara netto 700.000 orang pada 2014, dinilai sulit tercapai, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dibayangi ancaman lonjakan inflasi dan belum kondusifnya situasi global.
Lana Soelistianingsih, Kepala Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia mengatakan target penciptaan tersebut realistis, apabila target pertumbuhan ekonomi 6,4% pada 2014 mendatang dapat tercapai pemerintah.
“Secara teoritis bisa, namun pertanyaan apakah pemerintah mampu mencapai pertumbuhan ekonomi 6,4% dengan kendala yang ada, baik dari faktor eksternal dan internal,” tuturnya saat dihubungi, Senin (19/08/2013).
Dia menjelaskan pembentukan produk domestik bruto (PDB) Indonesia masih bergantung terhadap konsumsi masyarakat. Kendati demikian, lanjutnya, tinggi inflasi pada semester II/2013 diperkirakan masih akan tinggi.
Menurutnya, pemerintah harus menjaga tingkat inflasi pada semester II/2013, agar konsumsi masyarakat tetap kuat. Dia menilai tingkat inflasi yang stabil dan event pemilu akan menciptakan pertumbuhan konsumsi yang signifikan.
“Jika inflasi masih tinggi pada sisa tahun ini, maka inflasi pada semester I/2014 akan turun. Akan tetapi, bakal ada penurunan daya beli pada saat yang sama. Alhasil, kontribusi peningkatan konsumsi dari pemilu menjadi tidak terasa,” jelasnya.
Di samping itu, dia juga memperkirakan investasi dan neraca perdagangan Indonesia belum akan membaik pada tahun depan seiring perlambatan ekonomi dunia. Bahkan, menurutnya, realisasi pengeluaran pemerintah pun akan terganggu seiring pemilihan umum presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel