Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Puluhan Kapal Antre Tambat di Pelabuhan Priok

Bisnis.com, JAKARTA - Puluhan kapal  terlambat sandar di pelabuhan Tanjung Priok untuk membongkar muatan sejak akhir pekan lalu hingga hari ini, Rabu (17/7/2013) akibat terjadi penumpukan di sisi dermaga atau lini 1 pelabuhan.

Bisnis.com, JAKARTA - Puluhan kapal  terlambat sandar di pelabuhan Tanjung Priok untuk membongkar muatan sejak akhir pekan lalu hingga hari ini, Rabu (17/7/2013) akibat terjadi penumpukan di sisi dermaga atau lini 1 pelabuhan.

Kondisi ini di keluhkan operator pelayaran nasional dan sekaligus menyesalkan terjadinya antrean kapal  breakbulk maupun peti kemas untuk menunggu pelayanan sandar dan bongkar di Pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

C.Alleson, Ketua Indonesia National Shipowners Association (INSA) Jaya, mengatakan sampai dengan hari ini puluhan kapal jenis breakbulk  dan peti kemas  terlambat sandar di pelabuhan Priok dari jadwal semula.

“Ini akibat terbatasnya lapangan penumpukan disisi dermaga untuk menampung muatan bongkar kapal non trukclossing,” ujarnya kepada Bisnis, hari ini Rabu (17/7).

Dia mengatakan antrean kapal  breakbulk terjadi di terminal 3 yang berada di lokasi dermaga konvensional dan multipurpose  Pelabuhan Priok.

Pasalnya, terminal 3 saat ini diperbantukan melayani  bongkar muat kapal  peti kemas ekspor impor yang merupakan limpahan dari  terminal Jakarta International Container Terminal (JICT) maupun TPK Koja.

“Kade di JICT dan TPK Koja sudah penuh sehingga sejumlah kapal dilimpahkan ke terminal 3 Priok. Nah, akibatnya kapal-kapal yang sebelumnya di layani di terminal 3 menjadi terganggu,” tuturnya.

Dia mengatakan selama ini terminal 3 pelabuhan Priok tidak hanya melayani kapal peti kemas tetapi juga cukup banyak melayani kapal breakbulk/general kargo dengan muatan  rata-rata mencapai  6 juta Ton/tahun di pelabuhan Tanjung Priok.“Namun sekarang kapal breakbulk antre nunggu sandar di terminal 3 Priok, bahkan sudah ada yang antre lebih dari satu minggu belum bisa sandar,” tuturnya.

Menurut Alleson, keterbatasan lapangan penumpukan disisi dermaga atau lini 1 pelabuhan, termasuk di terminal 3 tersebut karena terkait waktu yang diperbolehkan untuk melakukan pindah lokasi penumpukan (PLP) sehingga barang  breakbulk dan peti kemas menumpuk di lapangan lini 1.

“Seharusnya kargo-kargo di lini 1 terminal 3 itu di angkut langsung oleh PBM dengan cara long distance, bukan di PLP atau over brengen untuk menghindari kepadatan di lapangan,” tegasnya.

INSA berharap, manajemen Pelindo II Tanjung Priok bisa segera mengatasi masalah antrean kapal di pelabuhan itu agar biaya logistik tidak bertambah mahal yang ujung-ujungnya menjadi beban masyarakat sebagai konsumen akhir.

Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Sahat Simatupang mengatakan, pihaknya sudah mempertanyakan kepada manajemen Pelindo II Tanjung Priok prihal peralihan fungsi terminal 3 Priok yang kini menerima limpahan kapal dari JICT dan TPK Koja.

Ya, saya sudah tanyakan itu ke Pelindo II, kalau terminal 3 dipakai buat kapal peti kemas, lalu untuk kapal breakbulk sandar dimana?.Ini yang sampai hari ini belum jelas jawabannya,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (17/7/2013).

Sahat mengimbau operator kapal dapat menyampaikan langsung kepada Kantor OP Tanjung Priok jika mengalami hambatan sandar di pelabuhan Priok. “Kami akan inventarisir ada berapa kapal (yang antre) untuk segera di tindaklanjuti  solusinya,” tuturnya.

Dikonfirmasi terpisah, General  Manager Pelindo II Tanjung Priok, Ari Henryanto mengatakan untuk kapal-kapal  yang sudah ada kontrak penyandaran kapal (window)  di JICT dan TPK Koja tidak ada yang menunggu pelayanan sandar dan bongkar muat, terkecuali kapal-kapal tersebut delay tibanya di pelabuhan.

Dia mencontohkan kapal Hanjin Ningbo yang window-nya Kamis (11/7) pekan lalu pukul 14.00 WiB tetapi baru tiba pada Minggu (14/7) jam 24.00 WiB, sehingga kapal tersebut harus antre dan baru akan di tambatkan pada Selasa (16/7) pukul 20.00 Wib.

“Begitu pun yang dialami dengan kapal UM Populer padahal windownya Sabtu tetapi kapal baru tiba esok harinya sehingga  harus antre tambat,” paparnya.

Penyebab lainnya, kata Ari, karena yard occupancy ratio (YOR) di JICT hari ini sudah di atas 110% sehingga kapal-kapal non window terpaksa di tambatkan di terminal 3, dan disini juga mesti antre. “Soalnya YOR di terminal 3 saat ini juga sudah di atas 100%,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhmad Mabrori
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper