Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BLOK MIGAS: Pemerintah Cari Investor Asing

JAKARTA--Pemerintah mencari investor asing untuk menggarap blok minyak dan gas bumi (migas) yang baru diumumkan untuk dilelang pada penutupan Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex.

JAKARTA--Pemerintah mencari investor asing untuk menggarap blok minyak dan gas bumi (migas) yang baru diumumkan untuk dilelang pada penutupan Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex.

Naryanto Wagimin, Direktur Hulu Ditjen Migas Kementerian ESDM mengatakan Pemerintah memang sedang mencari investor asing untuk mengelola potensi migas nasional. Karenanya, saat ini Pemerintah mengikuti ajang pameran migas internasional, seperti di Rusia.

“Kami memang ingin menjaring investor dari pengunjung pameran atau investor dari seluruh dunia yang hadir dalam forum pameran bidang migas,” katanya di Jakarta, Kamis (4/7).

Naryanto mengungkapkan Pemerintah tidak hanya fokus menawarkan blok migas kepada Rusia, meskipun hingga saat ini belum ada satupun perusahaan migas asal negara beruang merah itu.

Menurutnya, Pemerintah hanya akan menawarkan blok migas yang telah diumumkan untuk dilelang saat penutupan IPA Convex pada Mei 2013, seperti Blok Palmerah Baru, Blok Sakti, Blok Sulawesi Tenggara I dan II, Blok Aru Selatan, dan Blok Kepala Burung.

Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro mengatakan penawaran blok migas tersebut merupakan hal yang biasa. Pemerintah dapat menawarkan pengembangan blok itu kepada investor dari berbagai negara yang dianggap mampu untuk mengoptimalkan produksinya.

Diketahui, Rusia sendiri memiliki 3 perusahaan migas besar, yakni Gazprom yang mampu memproduksi 9,7 juta barel setara minyak per hari. Gazprom merupakan perusahaan yang memproduksi gas alam terbesar di dunia. Kemudian Rosneft yang memproduksi 2,6 juta barel setara minyak per hari dan Lukoil yang memproduksi 2,2 juta barel setara minyak per hari.

Saat ini ada sekitar 321 wilayah kerja migas di dalam negeri, yang terdiri dari 244 wilayah kerja eksplorasi dan 77 wilayah kerja eksploitasi. Dari 244 wilayah kerja eksplorasi itu 189 diantaranya adalah wilayah kerja konvensional, dan 55 sisanya merupakan wilayah kerja nonkonvensional.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini mengatakan pertumbuhan wilayah kerja migas saat ini tidak berbanding lurus dengan pengeboran eksplorasi.

“Dalam 3 tahun terakhir ini realisasi pengeboran lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. 3 tahun lalu pengeboran di dalam negeri mencapai 1.500-2.000 per tahun, sedangkan tahun ini hanya sekitar 1.000 pengeboran per tahun,” ungkapnya.

Tahun ini saja, realisasi kegiatan eksplorasi hanya sebesar 100 sumur per tahun, sementara target yang telah ditetapkan adalah 200 sumur per tahun. Selain itu, rendahnya komitmen investasi juga menjadi penghambat kegiatan eksplorasi secara masif yang telah dicanangkan SKK Migas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper