BISNIS.COM, MELBOURNE--Negara bagian Victoria, Australia, berharap dapat segera mewujudkan rencana pembukaan kantor perwakilan bisnis mereka di Jakarta untuk menjembatani kepentingan investor dari wilayah itu yang ingin menanamkan modal di Indonesia.
Menurut Michael O'Brien, Menteri Keuangan Victoria, sejumlah investor dari negara bagian Victoria sangat berminat untuk mengembangkan usaha mereka di Indonesia, menyusul makin meningkatnya hubungan dagang kedua negara.
Dengan memiliki kantor perwakilan di Jakarta, dia melanjutkan, akan lebih mudah bagi para investor tersebut untuk menjalin hubungan bisnis dengan mitra usaha di Indonesia, termasuk di antaranyan untuk pengurusan berbagai dokumen yang menjadi persyaratan berbisnis di Indonesia.
"Investor dari Victoria sangat berminat berekspansi ke Indonesia, terutama di bidang konsultan hukum (law firm), pertambangan, dan pariwisata yang mereka nilai masih sangat menarik," ujar O'Brien di kantornya, Kamis (20/6/2013).
Gencarnya investor Australia untuk menanamkan modal di Indonesia, menurut dia, karena menyaksikan bahwa negeri berpenduduk 250 juta jiwa ini merupakan pasar yang sangat besar serta memiliki perekonomian yang tumbuh stabil.
"Selain itu, Indonesia kini juga merupakan negara demokratis, sehingga tidak ada alasan bagi para investor di negara bagian kami maupun Australia pada umumnya untuk tidak berbisnis di negara Anda," tutur O'Brien kepada sejumlah redaktur senior sejumlah media dari Indonesia yang diundang pemerintah Australia.
Keputusan negara bagian Victoria untuk membuka perwakilan di Jakarta tersebut, lanjutnya, melengkapi langkah sejumlah negara bagian yang terlebih dulu melakukannya a.l. Western Australia dan Queensland. "Juga saya dengar Northern Territory ingin membuka kantor perwakilan bisnis di juga di Jakarta."
Sebelumnya, seperti dilansir Brisbane Times (6/6), negara bagian Queensland memutuskan untuk membuka kantor cabang Trade and Investment Queensland (TIQ) di Indonesia serta menunjuk seorang wakil urusan perdagangan di negara-negara Asean.
Hal itu, kata Menteri Perdagangan untuk Queensland Tim Nicholls, ditempuh menyusul makin banyaknya perusahaan di Queensland, terutama yang bergerak di sektor agribisnis dan pendidikan yang meminta masukan dari TIQ mengenai peluang usaha di Indonesia.
