BISNIS.COM, JAKARTA—Indonesia merupakan negera pengguna cadangan mata uang asing paling banyak di Asia, seiring dengan usaha pengmbil kebijakan mengatasi tekanan terhadap rupiah. ini menjadi tanda bagi PT Mandiri Sekuritas bahwa Bank Indonesia akan mengurangi intervensi.
Cadangan devisa Indonesia turun 5,7% dalam setahun menjadi US$105 miliar per Mei 2013. Hal ini dikarenakan BI menjual dolar AS untuk memperkuat rupiah. Nilai tukar rupiah turun menjadi 5,6% di
bawah tingkat lokal. Lebih dari dua kali lipat d iantara 34 mata uang negara berkembang, sesuai dengan pantauan Bloomberg.
Investor luar negeri telah menarik US$1,9 miliar saham dan obligasi dalam 2 minggu terakhir dari Asia Tenggara, menekan rupiah karena meningkatnya modal US Treasury dari pasar negara berkembang.
Menurut Australia & New Zealand Banking Group Ltd mempertahankan mata uang membantu mengurangi cadangan, setara dengan 6,6 bulan impor, rasio terburuk di Asia setelah India.
Ekonom dari PT Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy menjelaskan Bank Indonesia akan menahan cadangan devisa di atas level psikologis US$100 miliar, jika terus menekan rupiah maka investor tidak akan pergi jauh
pada intervensi di pasar spot.
Pemerintah prihatin dengan kesenjangan nilai kurs. Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menjelaskan sehari setelah juru bicara BI Difi Johansyah mengatakan untuk menstabilkan rupiah di pasar.