Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA ROKOK: Akan Terkerek Aturan Keterkaitan Pengusaha

BISNIS.COM, JAKARTA – Lembaga Demografi Universitas Indonesia menilai penerapan aturan hubungan keterkaitan pengusaha rokok akan mengerek harga beberapa produk rokok.

BISNIS.COM, JAKARTA – Lembaga Demografi Universitas Indonesia menilai penerapan aturan hubungan keterkaitan pengusaha rokok akan mengerek harga beberapa produk rokok.

Peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Abdillah Ahsan mengatakan kenaikan itu terjadi terutama pada produk pabrik rokok golongan II dan III atau pabrik berskala kecil yang memiliki afiliasi dengan pabrik berskala besar.

“Meskipun demikian, tidak akan berpengaruh besar pada konsumsi,” katanya, Senin (10/6).

Abdillah menilai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 78/2013 tentang Penetapan Golongan dan Tarif Cukai Hasil Tembakau yang Memiliki Hubungan Keterkaitan dibuat lebih karena pemerintah ditarget menaikkan penerimaan cukai.“Ini jalan tercepat, makanya keluarlah aturan ini.”

Secara prinsip, pihaknya setuju jika tarif cukai dinaikkan dengan pertimbangan menjaga kesehatan publik (public health). Pihaknya bahkan mengusulkan tarif cukai dipatok hingga 80% dari saat ini rata-rata 46%.

Batas maksimum tarif cukai rokok 57% dalam UU No 11/1995 tentang Cukai menurutnya perlu ditinjau ulang. Pemerintah menurutnya harus memberikan perlakuan yang sama antara cukai rokok dan cukai alkohol yang mencapai  80%.

Kenaikan tarif cukai secara drastis akan mengerek harga produk yang selanjutnya menurunkan konsumsi rokok. Lembaga Demografi FE UI pernah melakukan survei, konsumen berpikir berhenti merokok ketika harga produk mencapai Rp50.000 per bungkus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper