Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SUKU BUNGA: BI Rate Diperkirakan Tetap

BISNIS.COM, JAKARTA—Bank Indonesia diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate). Pasalnya,  meski laju inflasi umum hingga April 2013 mencapai 5,57% year-on-year (yoy), laju inflasi inti masih dinilai wajar dengan

BISNIS.COM, JAKARTA—Bank Indonesia diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate). Pasalnya,  meski laju inflasi umum hingga April 2013 mencapai 5,57% year-on-year (yoy), laju inflasi inti masih dinilai wajar dengan level 4,12% yoy.

Sasmito Hadi Wibowo, Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), mengatakan laju inflasi inti yang belum bergejolak. Sampai saat ini, BI masih mempertahankan suku bunga acuannya selama 14 bulan di level 5,75%.

“Saya kira [laju inflasi inti] wajar. Suku bunga acuan mungkin akan bertahan cukup lama ke depan,” ujarnya di Gedung BPS, Rabu (1/5/2013).

Sasmito menjelaskan laju inflasi inti yang masih tercatat 4,12% yoy merupakan indikasi perekonomian dalam negeri masih bergerak. Menurutnya, jika laju inflasi inti terlalu rendah, perekonomian sedang dalam kondisi lesu dan BI akan menurunkan tingkat suku bunga acuannya untuk memberikan stimulus sehingga perekonomian bisa menggeliat kembali.

“Jika tingkat suku bunga acuan diturunkan, nanti akan banyak pengusaha meminjam dari bank untuk berinvestasi karena bunganya lebih kecil,” katanya.

Dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada 11 April lalu, Gubernur BI Darmin Nasution menyatakan BI masih mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75%.

Darmin mengemukakan alasan BI mempertahankan suku bunga acuan karena laju inflasi inti yang dinilai lebih menggambarkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan belum menunjukkan gejolak yang mengkhawatirkan.

Selain itu, lanjut Darmin, tingginya laju inflasi sepanjang 2013 juga dinilai bukan sebuah fenomena moneter yang mengharuskan BI mengubah suku bunga acuannya.

“Kami melihat bahwa tingginya inflasi umum sepanjang 2013 bukan fenomena moneter, tetapi disebabkan adanya suplai yang terganggu. Jangan lupa, inflasi inti kurang lebih hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya yang mana [inflasi inti] lebih menggambarkan keseluruhan perekonomian,” papar Darmin.

Dibandingkan dengan 3 tahun yang lalu, laju inflasi inti pada April berkisar di antara level 3,7% sampai 4,62% yoy, yaitu berturut-turut 3,7% yoy (2010), 4,62% yoy (2011), dan 4,24% yoy (2012).

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hedwi Prihatmoko
Sumber : Hedwi Prihatmoko/Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper