Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENERIMAAN PAJAK: Target 2013 minta direvisi

BISNIS.COM, JAKARTA---Direktorat Jenderal Pajak menilai revisi target penerimaan pajak dalam APBN Perubahan 2013 menjadi opsi yang relevan mengingat kondisi perekonomian saat ini.Dirjen Pajak Kemenkeu Fuad Rahmany menuturkan kondisi ekonomi saat ini

BISNIS.COM, JAKARTA---Direktorat Jenderal Pajak menilai revisi target penerimaan pajak dalam APBN Perubahan 2013 menjadi opsi yang relevan mengingat kondisi perekonomian saat ini.

Dirjen Pajak Kemenkeu Fuad Rahmany menuturkan kondisi ekonomi saat ini banyak yang meleset dari asumsi yang digunakan dalam penyusunan APBN 2013.

Misalnya, tingkat pertumbuhan ekonomi, penurunan ekspor dan impor, serta penurunan kinerja sektor strategis seperti pertambangan dan manufaktur.

"Jadi memang apa yang ada di APBN-P itu perlu dipertimbangkan. Karena kondisi saat ini beda sekali dengan asumsi pada waktu menyusun APBN," ujarnya di Kemenkeu, Senin (29/4/2013).

Berdasarkan data Kemenkeu, sepanjang kuartal I/2013 realisasi setoran pajak mencapai Rp186,3 triliun atau 17,87% dari target penerimaan pajak dalam APBN 2013 yang ditetapkan sebesar Rp1.042,3 triliun.

Secara nominal, realisasi tersebut meningkat 13% dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp165,1 triliun.

Meski belum mengungkapkan berapa besar tingkat penurunan target pernerimaan pajak yang akan dilakukan, namun Fuad menegaskan langkah tersebut merupakan opsi yang relevan.

"Saya tidak bisa bilang dan tidak bisa mendahului. Tapi itu relevan karena konsidi ekonomi saat ini," ujarnya.

Setoran pajak yang mencapai Rp1.042,3 triliun mencakup lebih dari 68% target penerimaan negara yang pada tahun ini diharapkan dapat mencapai Rp1.529,6 triliun.

Adapun penerimaan perpajakan yang terdiri dari penerimaan pajak ditambah setoran bea dan cukai pada 2013 ditargetkan mencapai Rp1.192,9 triliun.

Target ini naik hampir 240% dari realisasi setoran perpajakan pada 2007 yang sebesar Rp490,9 triliun.  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper