Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS GAS: Kadin Sumut siap beli stok ekspor tujuan Singapura

BISNIS.COM, MEDAN--Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara menyiapkan opsi negosiasi pembelian gas yang telah dialokasikan untuk diekspor ke Singapura sekitar 8-10 MMscfd guna memenuhi kebutuhan gas di Provinsi tersebut.Wakil Ketua Umum Bidang

BISNIS.COM, MEDAN--Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara menyiapkan opsi negosiasi pembelian gas yang telah dialokasikan untuk diekspor ke Singapura sekitar 8-10 MMscfd guna memenuhi kebutuhan gas di Provinsi tersebut.

Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Mineral Kadin Sumut Tohar Soehartono mengatakan opsi pembelian gas alokasi ekspor ke Singapura tersebut merupakan langkah terakhir bila pasokan gas dari PGN dinilai sudah tidak lagi mencukupi.

Apalagi dikhawatirkan gas dari PT Pertiwi Nusantara Resources yang merupakan mitra PGN diperkirakan habis pada Maret ini, padahal kontraknya berlaku hingga 2015 sementara gas yang dialirkan Pertamina hanya tersisia 7 MMscfd.

Untuk menutupi hilangnya pasokan gas di Sumut PT Pertamina EP akan mempercepat pengoperasian sumur migas Benggala, di Kabupaten Langkat dengan potensi kapasitas 8 hingga 10 MMscfd.

Menurut Tohar seharusnya pihak PGN menuntut Pertiwi untuk memenuhi pasokan sesuai dengan kontrak yang sudah disepekati untuk memenuhi gas di Sumut.

"Kalau tidak memungkinkan dan gas di Sumut semakin menipis serta membahayakan, kami akan membeli gas yang sudah dijual ke Singapura, akan lihat kemungkinan (yang dibeli) sekitar 8 MMscfd hingga 10 MMScfd," ucapnya kepada Bisnis, Senin (18/3/2013).

Nantinya Kadin akan mengadakan tim khusus untuk negosiasi pembelian gas tersebut tetapi sayangnya dia masih belum menyebutkan nilai investasi yang akan disiapkan.

"Yang pasti kami akan negosiasi untuk membeli gas yang disalurkan ke Singapura dengan harga yang harga yang tepat," tuturnya.

Sementara itu, GM PT PGN Wilayah III Mugiono mengatakan bila Kadin membeli gas yang sudah diekspor ke Singapura harga yang dipatok dikhawatirkan lebih mahal sehingga memberatkan.

Selain itu, perlu adanya kompensasi yang diberikan ke Singapura untuk gas yang diambil tersebut.  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rustam Agus
Editor : Others
Sumber : Dewi Andriani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper