JAKARTA—Reformasi sektor perdagangan akan memengaruhi kualitas dan kuantitas pekerja informal, bahkan terkait dengan rantai pasokan barang secara global.
Namun, menurut David Cheong, Chief Technical Adviser Trade and Employment Programme International Labour Organization (ILO), dampak perdagangan terhadap ketenagakerjaan tergantung pada kondisi setiap negara.
“Tidak hanya pada negara, tapi juga tergantung pada jenis-jenis industri yang ada dan pekerjanya,” katanya dalam diskusi Trade and Employment in a Globalized World, Senin (10/12/2012).
ILO mencatat perekonomian sekitar 50% negara-negara berkembang terpengaruh oleh keberadaan pekerja sektor informal yang ada, sedangkan data Badan Pusat Statistik mencatat ada sekitar 62,71% dari jumlah orang yang bekerja di Indonesia merupakan pekerja di sektor informal.
Persentase tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan dengan jumlah pekerja sektor informal di negara lain, seperti Thailand (55%), China (51%), dan Malaysia (31%).
Di Indonesia, diungkapkan Guntur Sugiyarto, Ekonom Senior Asian Development Bank (ADB), sebagian besar angkatan kerja adalah pekerja informal yang tidak terpengaruh pada pasar global.
“Jika nilai ekspor meningkat atau tidak, ekonomi Indonesia tidak terlalu terguncang, karena sebagian besar dari pekerjanya adalah informal,” tukasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ceppie K. Sumadilaga, Deputi bidang Kemiskinan, Tenaga Kerja, dan UKM Bappenas menyatakan rata-rata pertumbuhan lapangan kerja di Indonesia selama 2005-2011 sekitar 2,8% dan angkatan kerja tumbuh 2,2%.
“Namun, dia menambahkan pertumbuhan ekonomi nasional banyak disumbang oleh sektor jasa, yang banyak menyerap tenaga kerja,” ungkapnya.
Ceppie menjelaskan sektor industri tumbuh sejak 2005 sampai dengan 2009, tapi pada 2012 pertumbuhan sektor jasa melampaui industri.
Sementara itu, David Cheong menilai dampak dari liberalisasi perdagangan terhadap ketenagakerjaan ditentukan oleh kebijakan setiap negara, termasuk realisasi dari kebijakan yang ada.
Selain itu, lanjutnya, pendapatan pekerja yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan tergantung pada kebijakan lembaga-lembaga negara dan sektor terkait. (msb)
Penduduk bekerja per Agustus 2012
Sektor usaha Jumlah
Pertanian 38,88 juta orang
Industri 15,37 juta orang
Konstruksi 6,79 juta orang
Perdagangan 23,15 juta orang
Transportasi, pergudangan dan
komunikasi 5,0 juta orang
Jasa kemasyarakatan 17,10 juta orang
Lain-lain 1,85 juta orang
Total 110,80 juta orang
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel