Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA: Industri makanan dan minuman (mamin) nasional bersiap menaikan harga jual produknya sekitar 5% pada Januari 2013 guna mengantisipasi kenaikan upah buruh, harga gas, dan tarif dasar listrik.
 
Adhi S. Lukman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), menuturkan perkembangan harga jual produk makanan dan minuman pada tahun ini stabil atau relatif sama dengan tahun lalu.
 
Tidak ada gejolak yang memicu kenaikan harga produk makanan dan minuman, yang sebenarnya sudah berada di level yang cukup tinggi pada saat ini.
 
“Pada akhir 2012 ada kecenderungan harga-harga naik. Itu mulai diantisipasi produsen sehingga kami perkirakan harga pokok penjualan akan naik sekitar 5% pada 2013,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (14/11).
 
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan produsen menaikan harga pokok penjualan pada tahun depan, yakni tuntutan kenaikan upah buruh, rencana kenaikan tarif dasar listrik dan harga gas, serta tren kenaikan harga komoditas.
 
“Semua itu akan direspon produsen di awal tahun, Januari,” katanya.
 
Adhi mengatakan ketidakpastian harga dan pasokan energi merupakan hambatan yang berulang bagi pelaku industri pada 2013.
 
Seperti halnya pada tahun ini, kenaikan harga gas industri sebesar 35% serta wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat pertumbuhan industri makanan minuman meleset dari target.
 
“Tadinya kami menargetkan pertumbuhan [industri makanan dan minuman] pada tahun ini 10%, tapi kemungkinan hanya 7%,” ujarnya.
 
Apabila pada semester I/2012 industri makanan dan minuman tumbuh 7,03%, maka pada paruh kedua diperkirakan Adhi pertumbuhannya sekitar 7%-8%.
 
Dari sisi permintaan, lanjut Adhi, menjelang akhir tahun biasanya terjadi kenaikan sekitar 10%-15% dari kondisi normal.
 
Kenaikan permintaan tersebut tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan  kondisi menjelang hari raya Idul Fitri yang meningkat sekitar 150%-200% dari kondisi normal. “Kenaikan permintaan 10-15% itu masih normal dan bisa diantisipasi segera.”
 
Sementara itu, Kementerian Industri optimistis industri makanan, minuman, dan tembakau mampu tumbuh 9,25% pada tahun ini dan 9,43% pada 2013.
 
Dari sisi investasi, penanaman modal dalam negeri (PMDN) di industri makanan selama priode Januari-September tergolong tinggi, yakni mencapai Rp7,7 triliun atau tumbuh 24,3% dibandignkan periode yang 2012.
 
“Dari sisi nilai investasi, sektor industri makanan menjadi sektor yang paling diminati oleh investor dalam negeri selama periode 2007-2011,” ujar Kepala Pusat Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Harris Munandar, baru-baru ini. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper