Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA PLN: Dibutuhkan utang Rp40 triliun per tahun

JAKARTA: PT Perusahaan Listrik Negara  masih membutuhkan utang sekitar Rp40 triliun per tahun agar bisa terus menopang pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan tumbuh lebih dari 6%.

JAKARTA: PT Perusahaan Listrik Negara  masih membutuhkan utang sekitar Rp40 triliun per tahun agar bisa terus menopang pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan tumbuh lebih dari 6%.

Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan setiap tahunnya PLN membutuhkan investasi hingga Rp60 triliun yang rinciannya per tahun dijabarkan dalam RUPTL.

"Bagaimana cara kita memenuhi kebutuhan investasi itu? Dari cash PLN kira-kira Rp10 triliun, itu dari hasil margin 7%. Yang lain Rp9 triliun investasi yang diberikan pemerintah, jadi total antara Rp19-Rp20 triliun.

Jadi, kebutuhan investasi itu uang sendiri Rp20 triliun dan Rp40 triliun harus berutang," ujarnya dalam paparannya di sela-sela rapat kerja Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR-RI, hari ini, Senin (17/9/2012).

Nur merinci utang PLN terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2008, utang tercatat Rp190 triliun, pada 2009 Rp208 triliun, pada 2010 Rp258 triliun dan pada 2011 tercatat membengkak hingga Rp289 triliun. Menurutnya, jika PLN tidak diperbolehkan berutang, maka PLN tidak bisa mengejar pertumbuhan ekonomi lebih dari 6%.

"Ini pilihan sulit. Kalau dari uang sendiri hanya bisa tumbuh sepertiga. Kalau mau kejar pertumbuhan 6% lebih, kurang lebih butuh utang Rp40 triliun," ujarnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR-RI dari Fraksi PDIP Ismayatun mengkritik besarnya utang PLN. Menurutnya, net profit margin PLN terus turun dari 2009-2011. Hal ini mengindikasikan pengelolaan perusahaan tidak efisien.

"BPP sebesar Rp1.163 per kWh dalam item-nya tercantum ada bunga pinjaman Rp9 triliun, meningkat dari Rp8,5 triliun. Berdasarkan laporan keuangan PLN, terlihat jumlah aset yang ada Rp510 triliun sementara liabilities Rp367 triliun. Pertanyaannya, saya butuh breakdown tentang utang PLN, apakah itu utang pokok, bunga, atau apa?," ujarnya.(msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Vega Aulia Pradipta

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper