Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RENEGOSIASI TAMBANG: Perundingan Dengan Kontraktor Besar Alami Kemajuan

JAKARTA:   Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini menegaskan proses renegosiasi Kontrak Karya (KK), terutama perusahaan-perusahaan besar  seperti PT Freeport, PT Newmont Nusa Tenggara dan PT Vale Indonesia (dahulu Inco)--sudah

JAKARTA:   Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini menegaskan proses renegosiasi Kontrak Karya (KK), terutama perusahaan-perusahaan besar  seperti PT Freeport, PT Newmont Nusa Tenggara dan PT Vale Indonesia (dahulu Inco)--sudah ada sedikit kemajuan.Dia memperkirakan renegosiasi dengan PT Vale Indonesia akan lebih cepat selesai dibandingkan dengan PT Freeport dan PT Newmont.

"Menurut saya yang paling mungkin Ok pertama kali dengan PT Vale Indonesia. Tapi tergantung juga dia mau kasih  royalti berapa,” kata Rudi, Kamis (23/8/2012).Perkembangan renegosiasi dengan Vale yang tergolong cukup signifikan ini, kata dia, berdasarkan hasil beberapa kali pertemuan. Perusahaan itu sudah akan menyepakati besaran royalti sesuai prosedur dalam negeri dan masalah luas tanah.“PT Vale Indonesia, PT Freeport, PT Newmont berbeda-beda masalahnya, sekarang Vale sudah mau divestasi, Vale sudah mau renegosiasi,” lanjut Rudi. Selain itu, terkait penggunaan tenaga lokal juga sudah mulai diperhatikan. Misalnya, Vale bersedia untuk memberikan posisi strategis, seperti supervisor, kepada orang lokal.Adapun  renegosiasi dengan PT Newmont, Rudi mengatakan kalau renegosiasi dengan PT Newmont dikatakan relatif. “Newmont masih relatif, mereka mau kan melepas, cuma pemerintah saja blunder,” tambahnya.  Saat ini, pihak Kementerian Keuangan bersama tim sedang membuat strategi untuk menghadapi DPR agar bisa mendapat persetujuan DPR mengenai pembelian 7 % saham divestasi PT Newmont oleh pemerintah.Berbeda dengan PT Vale dan PT Newmont, kata Rudi, PT Freeport termasuk salah satu yang sulit dan keras kepala. Rudi tidak dapat memperkirakan kapan renegosiasi dengan PT Freeport akan selesai. “Duh tidak tahulah Freeeport, terlalu keras kepala,” jawabnya.Menurutnya, posisi tawar pemerintah Indonesia kurang dibandingkan dengan PT Freeport. PT Freeport. Pemerintah cukup senang ketika PT Freeport menyetujui untuk melakukan renegosiasi, namun permintaan dari PT Freeport cukup banyak.“Bagaimana kalau mereka memilihi berhenti? Apa kita mau mereka berhenti?” ungkap Rudi. Adapun jika ada perusahaan lain yang ingin mencoba, itu semua harus dari nol. Dengan kata lain, jika PT Freeport berhenti, maka Indonesia juga yang akan rugi. “Negosiasi tidak mudah memang, harus sepakat dua-duanya,” tambahnya. (if) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fajrin

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper