Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA:  PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan melebarkan usahannya hingga ke Irak dengan membangun pabrik beton, kemudian menjualnya ke negara tersebut. 

"Kita mencoba mengambil peluang dengan membangun pabrik beton di Irak, kemudian menjualnya," kata Sekretaris Perusahaan WIKA Natal Argawan Pardede  di Jakarta, Jumat (6/7). 

Ia menambahkan Irak berkeinginan memiliki pabrik beton seperti yang dimiliki oleh WIKA. Keinginan itu muncul setelah pekan lalu dalam kunjungan delegasi pemerintahan Irak ke Indonesia. Mereka menyempatkan diri melihat pabrik beton milik WIKA. 

Oleh karenanya, kata Natal, dengan teknologi yang dipunyai WIKA, maka BUMN karya ini siap membangun pabrik semacam itu di Irak. 

"Namun, pabrik itu nantinya bukan kita miliki tapi kita jual ke mereka (Irak)," tuturnya. 

WIKA baru akan membangun pabrik beton di Irak bila sudah ada pembicaraan resmi di antara kedua negara. Sebab, minat Irak untuk pabrik beton masih sebatas keinginan semata. 

"Sekarang kita rapatkan barisan untuk mengupayakan lebih lanjut. Tapi sebelum ada perjanjian, kita belum bisa melakukan apapun," ungkapnya. 

Menyoal biaya dan kapasitas pabrik beton tersebut, Natal mengaku belum mengetahuinya. Menurut dia, biaya dan kapasitas tergantung dari kebutuhan pemerintah Irak. 

"Seberapa besar yang mereka inginkan, belum ada pembicaraan resminya. Jadi, kita tunggu saja," katanya.(Antara/msb)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper