Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERKEBUNAN RAKYAT: Harga Membaik, 13 Desa di Sigi Buka Kebun Kopi Lagi

PALU: Petani kopi di 13 desa dataran Pipikoro Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah kembali bertanam kopi setelah sekian lama hanya fokus pada tanaman komoditas kakao seiring dengan membaiknya harga komoditas tersebut.

PALU: Petani kopi di 13 desa dataran Pipikoro Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah kembali bertanam kopi setelah sekian lama hanya fokus pada tanaman komoditas kakao seiring dengan membaiknya harga komoditas tersebut.

 

Kepala Desa Porelea Abet Nego mengatakan potensi perkebunan kopi di dataran Pipikoro yang terdiri dari 13 desa didukung semua warganya dengan membuka kebun kopi disamping berkebun kakao dan cengkeh.

 

“Harga kopi kini mencapai Rp18.000 per kilogram sehingga petani kembali giat memelihara dan merawat kopi jenis robusta dan di desa saya sendiri potensi perkebunan kakao mencapai 100 hektare lebih,” ujarnya kepada Bisnis, hari ini, Senin 4 Juni 2012.

 

Dia mengatakan kopi dapat ditanam berdampingan dengan kakao sehingga penanaman kedua komoditas tersebut akan memberikan keuntungan pula bagi petani mengingat panen kakao bisa dilakukan setiap hari sekalipun ada musim panen raya.

 

“Kami sempat tidak terlalu memperhatikan tanaman kopi ini sekalipun tanaman kopi merupakan tanaman pertama kali yang kami tanam di dataran ini, namun karena tanaman kakao hadir dan menjanjikan harga yang lebih baik maka sejumlah warga kemudian menanam kakao,” urainya.

 

Komoditas kopi warga biasa di jual ke pasar yang ada di Gimpu Kecamatan Kulawi Selatan karena akses jalan yang hanya bisa dilalui kendaraan beroda dua dan biayanya pun cukup tinggi berkisar Rp150.000 dan kopi atau kakao dikenakan biaya beban yang dihargai Rp1.000 per kilogramnya.

 

“Saat ini harga kopi mulai membaik sehingga warga yang berada di Desa Porelea, Lonebasa dan Lawe mulai bersemangat lagi,” ulangnya lagi.

 

Sementara itu, Satriyanto, salah seorang pendamping warga di dataran Pipikoro melalui PNPM Peduli, pihaknya terus mendorong petani untuk dapat mengembangkan usaha mereka dari penyediaan bahan baku menjadi produk jadi dalam bentuk kopi bubuk dengan mempertimbangkan rantai pasar mereka hanya sampai di Gimpu belum masuk ke pasar yang lebih luas.

 

“Kami mendorong dan memotivasi petani kopi untuk lebih maju lagi sehingga kopi buatan mereka bisa lebih dikenal di pasaran karena seingat saya daerah dataran Pipikoro maupun Kecamatan Kulawi merupakan daerah penghasil kopi dulunya namun kemudian redup tergantikan komoditas kakao,” katanya.

 

Dia menambahkan cukup disayangkan jika komoditas ini tidak dapat dikembangkan sementara potensi luasan lahan perkebunan kopi mencapai ribuan hektare yang tersebar di beberapa desa dan kecamatan lainnya selain yang ada di dataran Pipikoro.

 

"Kami mencoba memberikan informasi dan layanan untuk para petani agar mereka senantiasa mengetahui perkembangan kopi baik harga dan cara pengembangannya,” tegas Satriyanto. (k27/Bsi)

 

 

BACA JUGA:

1. KRISIS EROPA: Nah lo.. Spanyol ajak Eropa tekan Jerman!

2. LUMPUR LAPINDO: Kenapa dana APBN cair menjelang Pemilu 2014?

3. BELANJA MODAL PGN: Naik jadi Rp2.5 triliun

4. BURSA SIANG: Indeks ambruk ke bawah level psikologis 3.700

5. SAHAM PILIHAN: Inilah saham paling banyak jual asing

6. EKSPOR BATU BARA: Masih boleh selama kebutuhan domestik terpenuhi

7. TOL JORR 2 KUNCIRAN: Pembebasan lahan terhambat

8. OBLIGASI SMART: Ini dia tingkat kuponnya

9. PREDIKSI INDEKS: Sell on strength sampai 3.618

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Mochammad Subarkah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper