Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Analis Ekonomi memperkirakan laju inflasi April 2012 akan mencapai 0,13%  lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya yang hanya 0,07%, masih dipicu adanya ekspektasi inflasi dari kebijakan bahan bakar minyak bersubsidi.
 
Purbaya Yudhi Sadewa, Kepala Analis Danareksa Research Institute, memprediksi peningkatan inflasi tahun kalender Januari-April 2012 bisa di level 1,01% dengan inflasi year-on-year sekitar 4,43%. Meski tak naik tinggi, namun kondisi ini bisa memengaruhi akumulasi inflasi tahun 2012.
 
“Biasanya Maret dan April itu deflasi, tapi karena ekspektasi inflasi kenaikan BBM kemarin masih berpengaruh pada lonjakan di April,” ujarnya kepada Bisnis hari ini Senin 30 April 2012.
 
Dia mengatakan ondisi panen raya  yang terjadi pada bulan ketiga atau keempat tidak membawa perbaikan tekanan inflasi April. Menurut dia, ketidakjelasan kebijakan pengendalian subsidi BBM membuat harga bahan pangan tak turun besar.
 
“Walaupun panen, tapi beras, cabe, rempah, daging, telur, ayam, gula, tidak turun terlalu banyak karena gangguan ekspektasi itu,” katanya.
 
Untuk inflasi Semester I/2012, Purbaya menuturkan masih ada tekanan cukup besar jika pemerintah tidak segera merampungkan kebijakan pengendalian BBM bersubsidi. 
 
Paling tidak, lanjut dia, pemerintah memberi ketegasan atas keputusan pembatasan untuk menghentikan ekspektasi inflasi yang berjalan terus-menerus.
 
“Inflasi sampai akhir tahun akan berada di kisaran 5%-5,5% dengan asumsi BBM tidak naik, tapi kalau akhirnya naik, inflasinya bisa 7,3%-7,8%,” ungkapnya.(sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erlan Imran
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper