YOGYAKARTA: Kalangan pengusaha menilai rendahnya penyerapan kredit perbankan atau undisbursed loan sebesar Rp700 triliun hingga kuartal I/2012, terutama untuk kredit infrstruktur disebabkan masih banyaknya kendala pengusaha untuk mendapatkan kredit perbankan.Wakil Ketua Kadin Bidang Infrastruktur dan Properti Zulkarnaen Arif mengatakan beberapa kendala yang ada misalnya tingginya bunga bank yang mencapai 17%, dan tidak transparannya pihak perbankan mengenai besaran anggaran infrastruktur yang disediakan.Kendala lainnya, kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sehingga rencana realisasi pembangunan infrastruktur tidak terkoordinasi dengan baik. Kemudian, rendahnya anggaran infrastruktur yang dialokasikan dari APBN per tahunnya.Dia mengatakan pada masa orde baru, anggaran infrastruktur mencapai 5-6% dari APBN, sedangkan saat ini besarannya hanya sekitar 2-3% dari APBN. Artinya, katanya, terjadi penurunan prioritas alokasi infrastruktur secara nasional, padahal pemerintah tengah menggenjot pembangunan nasional. “Jadi saya harap perbankan tidak hanya menyebutkan penyerapan lamban, karena selama ini kami sebagai pengusaha tidak pernah tahu secara jelas berapa besaran kredit infrastruktur yang disediakan perbankan setiap tahunnya. Ini yang harus diperbaiki sistemnya," ujarnya, Kamis 26 April 2012.Dia mengatakan seharusnya ada koordinasi antara pemerintah, pengusaha, dan perbankan untuk pengelolaan anggaran infrastruktur yang tersedia tersebut.
Tujuannya, agar pengusaha dan perbankan bisa mendorong pemerintah untuk menerbitkan kebijakan untuk percepatan dan kemudahan penyerapan kredit tersebut. (ra)
>BACA JUGA
-Laba bersih Bank CIMB Niaga naik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
