Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

S&P tunda rating, GITA WIRJAWAN tetap optimistis soal realisasi investasi

JAKARTA: Badan Koordinator Penanaman Modal optimistis realisasi investasi kuartal II/2012 akan terus meningkat, terlepas dari keengganan lembaga pemeringkat Standard and Poor’s menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi.Kepala

JAKARTA: Badan Koordinator Penanaman Modal optimistis realisasi investasi kuartal II/2012 akan terus meningkat, terlepas dari keengganan lembaga pemeringkat Standard and Poor’s menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi.Kepala BKPM Gita Wirjawan mengatakan penundaan S&P menaikkan peringkat utang Indonesia tidak akan mengganggu perkembangan investasi tahun ini. Menurut dia, investasi akan terus ditopang oleh penurunan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi di bawah 20%.“Saya tidak terlalu peduli [penundaan S&P], hanya persoalan waktu. Target Indonesia bukan investment grade, tidak ada alasan kita tidak bisa single A,” Ujar Gita Konferensi Pers Realisasi Penanaman Modal Kuartal I/2012 di Jakarta, Senin(23/4/2012).Dia menuturkan kondisi moneter yang membaik akan menjaga laju inflasi pada kuartal II. Selain itu, investasi di sektor infrastruktur juga membantu meredam inflasi. Pemerintah, lanjut dia, hanya perlu memanfaatkan investasi untuk mendukung nilai tambah dan meningkatkan ekspor.Menurut dia, pemberian peringkat layak investasi dari dua lembaga pemeringkat, Fitch dan Moodys, telah membawa dampak yang signifikan bagi pertumbuhan investasi, khususnya pada Kuartal I/2012.Terbukti, realisasi investasi pada 3 bulan pertama tahun ini mencapai Rp71,2 triliun, atau meningkat hingga 32,8% dari capaian kuartal I/2011 senilai Rp53,6 triliun."Investasi Kuartal I/2012 yang biasanya agak lambat, sekarang naik 32%. Secara triwulanan, nilai itu merupakan investasi terbesar sepanjang sejarah,” katanya.Realisasi investasi di perempat pertama tahun ini berkontribusi sebanyak 25,1% terhadap target investasi 2012 yang mencapai Rp283,5 triliun.Adapun realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp19,7 triliun, atau meningkat 39,7% (Year on Year/YoY). Sedangkan realisasi penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp51,5 triliun atau naik 30,3% (YoY).Berdasarkan data BKPM, lima sektor yang menyerap PMDN terbesar antara lain, pertambangan dengan investasi sebesar Rp5,8 triliun. Sedangkan sektor industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi Rp2,5 triliun.Sisanya, tanaman pangan dan perkebunan Rp2,3 triliun, industri kertas, barang dari kertas dan percetakan Rp1,6 triliun, dan transportasi gudang dan telekomunikasi Rp1,4 triliun.Sementara itu, lima besar sektor PMA yakni, pertambangan US$1,1 miliar, transportasi, gudang dan telekomunikasi US$0,8 miliar, tanaman pangan dan perkebunan US$0,5 miliar.Dua lainnya, industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik US$0,5 miliar, dan industri alat angkutan dan transportasi US$0,4 miliar.Berdasarkan sebaran wilayah, investasi di luar Jawa semakin besar mencapai Rp33,6 triliun atau 47,2% dari total realisasi. Sementara investasi di pulau Jawa senilai Rp37,6 triliun dengan persentase 52,8%.“Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011 terdapat peningkatan realisasi investasi Rp9,9 triliun, meningkat 41,8%,” katanya.Deputi bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menambahkan investor asing juga sudah banyak melirik investasi pembangkit tenaga listrik. Sektor ini, lanjut dia, akan terus dikembangkan untuk mengatasi persoalan kebutuhan listrik yang semakin meningkat.“PMA kalau dilihat sudah banyak menanam modal di sektor listrik. Pembangkit listrik dari swasta untuk dijual ke PLN,” ujarnya.Investasi kuartal pertama ini, menurut dia, telah mendorong penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 358.385 orang, meningkat 82% dari kuartal I/2011. Menurut data BKPM, penyerapan tertinggi oleh PMA, yakni meningkat 102,4% dari 123.860 orang menjadi 250.711 orang.“[Sektor penyerap tenaga kerja] jelas kalau dilihat perkebunan paling banyak, karena masih manual hampir semua kegiatannya,” ucapnya.(faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erlan Imran
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper