Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENEMBAKAN TKI oleh polisi Malaysia dinilai berlebihan

 

 

JAKARTA: Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia  (BNPJTKI) mengatakan keberatan atas kasus penembakan Polisi Diraja Malaysia terhadap tiga TKI asal Pancor Kopong, Pringgasela Selatan, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yang diduga ingin melakukan penyerangan saat akan ditangkap. 
 
"Penembakan di kepala dan juga memberondong peluru ke tubuh korban hingga meninggal jelas tindakan penanganan yang sangat aneh, barbar, sekaligus sadis," kata Jumhur Hidayat, Kepala BNPJTKI, hari ini.
 
Menurut dia, hingga kini pihaknya berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur Malaysia dan memperoleh penjelasan peristiwa penembakan tidak berperikemanusiaan itu terjadi pada 25 Maret 2012 dini hari di kawasan Port Dickson, Malaysia. 
 
Akibat cara penanganan yang tidak patut tersebut, nyawa TKI, yakni Herman (34 tahun), Abdul Kadir Jaelani (25 tahun), dan Mad Nur (28 tahun) meninggal secara mengenaskan. 
 
"Harusnya ada cara lain yang lebih manusiawi untuk melumpuhkan para TKI itu dan tidak perlu ditembaki dengan sadis," tegasnya. 
 
Selain keberatan, Jumhur juga memprotes keras tindakan polisi Malaysia, karena dinilai terlalu merendahkan nyawa TKI. 
 
Dia menambahkan pemerintah dimungkinkan menyampaikan protes resmi melalui saluran diplomatik mengenai kasus penembakan tiga orang TKI itu. 
 
"Kematian ketiga orang TKI itu terkait dengan dugaan  jasad TKI itu menjadi korban perdagangan organ tubuh manusia, tapi itu masih spekulatif," ungkapnya.
 
Karena itu, lanjutnya, BNP2TKI mendukung jika keluarga korban mengajukan permohonan untuk otopsi ulang di Tanah Air terhadap jenazah TKI yang dimakamkan di kampung halamannya, pada 6 April 2012. 
 
"Kami juga akan memfasilitasi keinginan keluarga jika ingin melakukan otopsi ulang terhadap jenazah almarhum untuk mendapatkan kebenaran ada tidaknya dugaan korban perdagangan organ tubuh," tutur Jumhur. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Jessica Nova
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper