Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KETAHANAN PANGAN: Penggunaan pestisida mengkhawatirkan

JAKARTA: Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) menilai penggunaan pestisida oleh petani saat ini sudah mengkhawatirkan, karena terus meningkat dan menyebabkan ledakan hama penyakit secara masif (outbreak).Officer Advokasi dan Jaringan KRKP Said

JAKARTA: Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) menilai penggunaan pestisida oleh petani saat ini sudah mengkhawatirkan, karena terus meningkat dan menyebabkan ledakan hama penyakit secara masif (outbreak).Officer Advokasi dan Jaringan KRKP Said Abdullah mengatakan kebijakan peningkatan produksi dengan penggunaan input luar yang tinggi terutama benih hibrida dan pestisida yang sebagian besar diimpor dari luar negeri akan melahirkan ketergantungan.“Pembangunan pertanian semestinya lebih berorientasi jangka panjang dengan mengedepankan penggunaan sumber daya lokal ramah lingkungan. Dengan cara ini kedaulatan pangan akan dapat diwujudkan tanpa tergantung pada negara lain dan korporasi asing,” ujarnya, Kamis 19 April 2012.Menurutnya, sebagian besar wereng menyerang tanaman padi hibrida petani yang sebagian besar berasal dari China. Untuk menanggulangi hal ini pemerintah menggulirkan kebijakan bagi-bagi pestisida ke petani.Semua serangga, termasuk musuh alami (predator dan parasitoid) mati ketika disemprot pestisida berspektrum luas, sedangkan telur wereng coklat yang disembunyikan di batang padi selamat.Said menyatakan ketika nimpha wereng coklat menetas sekitar 3 minggu kemudian, populasinya tidak dapat dikendalikan karena pemangsanya sudah mati, dan mereka mengisap cairan tanaman padi menjadi kering dan sawah menjadi puso.Dia menuturkan penggunaan pestisida dari waktu kewaktu terus meningkat. Hasil kajian Field Indonesia pada 306 petani padi di Klaten 2011 lalu sungguh mencengangkan. Petani yang disurvei menggunakan pestisida rata-rata 5,7 kali per musim tanam.Hal itu didukung oleh peredaran pestisida yang luas di negeri ini. Jumlah merek pestisida yang beredar makin banyak dari tahun ke tahun.Menurut Said, Tingginya penggunaan dan maraknya perdagangan pestisida menunjukkan lemahnya pengawasan. Banyak pestisida dengan bahan aktif yang dilarang berdasar Inpres No. 3/1986, masih beredar di petani.Pengendalian dan pengawasan peredaran pestisida harus segera dilakukan. Kebijakan pengendalian hama penyakit Terpadu (PHT) perlu dilakukan kembali. PHT merupakan cara efektif mengendalikan ledakan wereng seperti yang telah dibuktikan beberapa tahun silam.Dia meminta kebijakan memasukan pestisida sebagai paket produksi padi (outbreak stock) dan pembagian gratis atau subsidi terselubung pestisida ke petani baik dari program pemerintah maupun dari perusahaan pestisida harus dihentikan.Cara itu, katanya, hanya akan melahirkan kerentanan di tanaman padi, meningkatnya serangan hama (wereng dan hama lain) dan meningkatkan ketergantungan pertanian terhadap bahan kimia beracun produksi perusahaan. Dalam jangka panjang hanya akan melahirkan ketergantungan, menjauhkan petani dari kedaulatan. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper