Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KAYU LAPIS: Andalkan hutan tanaman rakyat

JAKARTA: Industri kayu lapis (plywood) di dalam negeri terpukul setelah kehilangan daya saing akibat dibombardir produk impor, terutama dari China.Sejumlah penggiat usaha kayu lapis kini hanya mengandalkan pasokan bahan baku dari hutan tanaman rakyat

JAKARTA: Industri kayu lapis (plywood) di dalam negeri terpukul setelah kehilangan daya saing akibat dibombardir produk impor, terutama dari China.Sejumlah penggiat usaha kayu lapis kini hanya mengandalkan pasokan bahan baku dari hutan tanaman rakyat dengan volume yang masih sangat kecil.Hingga kini masih tersisa 40 pabrik yang bertahan. Sebagian besar bahkan masih menggunakan fasilitas mesin pengupas konservatif yang belum mampu merealisasikan kapasitas produksi kayu lapis lebih dari 500.000 m3.Sejumlah perusahaan besar yang semula menguasai ribuan hektar hutan tanaman di Kalimantan dan Sumatera mulai memindahkan pabriknya ke Jawa.Pasalnya, bahan baku kayu berbasis hutan rakyat lebih berkembang di Pulau Jawa. Setidaknya, tiga pabrik besar yang masih bertahan yakni Sumalindo, Kayu Lapis Indonesia, dan Kutai Timur Indonesia."Saat ini, bahan baku dapat diperoleh dari hutan tanaman rakyat. Kami menebar jutaan benih untuk mendukung kebun bibit rakyat agar sebagian produksinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kayu lapis," ungkap Sekper Sumalindo Hasnawiyah Kono kepada Bisnis, Senin, 16 April.Dia mengakui pasokan bahan baku kian sulit karena kelangkaan suplai kayu hutan alam terutama kayu meranti. Produsen kayu hutan tidak dapat memanen akibat skala ekonomi usaha yang tidak menguntungkan karena jatah produksi tahunan yang terlalu kecil.Volume produksi kayu lapis Sumalindo tahun lalu mencapai 64.000 m3, jauh dari target  kapasitas produksi yang diproyeksikan mencapai 260.000 m3 kubik per tahun. (25/tw) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Gajah Kusumo
Editor : Nadya Kurnia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper