Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BISNIS MINYAK: Kazakhstan undang PERTAMINA kelola ladang minyak

 

 

JAKARTA : Kazakhstan mempersilakan PT Pertamina (Persero) untuk bisa ikut mengelola ladang minyak di negaranya.

 

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan tawaran itu muncul dari perbincangan dengan Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev, Jumat 13 April 2012.

 

“Dari beberapa pembicaraan, Kazakhstan memberikan peluang yang sangat besar untuk Pertamina mendapatkan ladang minyak di sana,” ujarnya usai melakukan Courtesy Call dengan Presiden Nursultan.

 

Hatta mengatakan Kazakhstan saat ini sudah berhasil memproduksi minyak hingga 1,6 juta barel per hari dan tahun depan diperkirakan meningkat hingga lebih dari 2 juta barel per hari, sedangkan jumlah penduduknya hanya 17 juta jiwa.

 

“Tadi Presidennya mengatakan saya ingin diberikan kesempatan kepada Pertamina. Kami lihat ini sangat serius dan sangat berpotensi,” ujar Hatta. 

 

 

Ditemui pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan dalam dua minggu ke depan, tim dari Kazakhstan akan secara resmi datang ke Pertamina untuk menawarkan aset-aset mereka.

 

“Dalam dua minggu ke depan mereka akan datang ke saya untuk menawarkan aset mana saja dan potensinya apa,” singkatnya.

 

Hatta mengatakan sebaliknya, Indonesia menawarkan peluang kerja sama kepada Kazakhstan untuk investasi kelapa sawit, kapas, gandum, farmasi, pariwisata, hingga kerja sama memproduksi pesawat terbang tipe N219.

 

Sebelumnya, menurut Hatta, Indonesia dan Kazakhstan sudah bekerjasama di bidang ban. Meski demikian, nilai perdagangan dengan Kazakhstan saat ini memang masih kecil, yakni baru US$35 juta.

 

“Banyak potensi yang akan dikembangkan. Indofood juga diminta investasi di sana, gandumnya dari sana karena proteinnya tertinggi  sekitar 25%. Presidennya tadi sangat welcome dan mengharapkan kunjungan kami tim pemerintah, Menko dan kementerian-kementerian untuk berkunjung pada Mei untuk merealisasikan,” ujar Hatta.

 

Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev sendiri, menurut Hatta, terlihat antusias dan ingin agar kerja sama kedua negara bisa segera direalisasikan dan tidak lagi dilakukan dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU).

 

Sebagai tindaklanjutnya, pemerintah segera akan membentuk semacam join commission, sehingga nanti masing-masing kementerian bisa fokus dalam working group-nya untuk merealisasikan potensi-potensi kerja sama.

 

“Investasinya juga besar sekali, we are talking about billion US dolar,” ujar Hatta. (ea)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper