Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: PT Energi Mega Persada, perusahaan migas kelompok usaha Bakrie, akan fokus meningkatkan kontribusi produksi dari tiga blok prioritas tahun ini yakni blok Kangean, Bentu, dan Tonga.
 
Vice President Capital Market PT Energi Mega Persada Herwin Wahyu Hidayat mengungkapkan ketiga blok tersebut diproyeksikan mampu merealisasikan pencapaian target produksi 50.000 barrel  of oil equivalent per day  (boepd) pada kuartal IV tahun ini. Produksi gas akan digenjot hingga 41.200 boepd dan minyak sebesar 8.900 boepd.
 
Blok Kangean Madura diharapkan dominan menyumbang peningkatan produksi setelah pengembangan lapangan Terang  Sirasun Batur di lepas pantai Madura tahun lalu. Produktivitas eksplorasi blok Kangean diproyeksi mencapai 300 juta kaki kubik gas per hari atau setara 25.000 boepd.
 
Menurut Herwin, peningkatan produksi juga difokuskan di blok Bentu dan Malacca Riau sebesar 30 juta kaki kubik gas per hari. Optimalisasi blok Bentu akan diperoleh dari eksplorasi di Lapangan Seng dan Segat yang mulai beroperasi tahun lalu.
 
Selain itu, Herwin memproyeksikan blok Tonga yang baru saja memulai tahap produksi minyak pada awal tahun ini akan menyumbang 1000—2000 barel per hari. Dia mengakui optimalisasi pengembangan lapangan belum tercapai karena blok Tonga seharusnya mampu memproduksi 3000 barel minyak per hari.
 
“Ketiga blok itu akan menjadi fokus produksi tahun ini. Dana pembiayaan kegiatan produksi migas diperoleh dari kas internal perusahaan, obligasi, dan mitra strategis yang totalnya mencapai US$ 260 juta,” ungkapnya saat dijumpai Bisnis hari ini pada peresmian student center Universitas Bakrie.
 
Herwin menambahkan perusahaan juga berencana mengoptimalkan kegiatan eksplorasi blok gas metana batubara (GMB) di Sangatta II dan Tabulako Kalimantan. Dia menilai produksi CBM akan mendorong kinerja perusahaan karena permintaan pasar yang terus meningkat.
 
Apalagi, serunya, GMB merupakan salah satu energi alternatif masa depan yang dapat diperbarui penggunaannya. Menurutnya, GMB akan menjadi tulang punggung produksi dalam jangka waktu yang panjang.
 
“Tahap eksplorasi dan pengembangan sudah dimulai awal tahun ini. Jadi kami berharap produksi sudah bisa dilakukan mulai 2014 mendatang,” jelasnya.
 
Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Investasi dan Produksi FX Sutijastoto mengatakan Pertamina akan menyerap produksi gas metana yang dihasilkan oleh PT Energi Mega. Pertamina akan mengolah gas metana batubara menjadi gas alam cair guna mengoptimalkan produksi LNG di kilang Bontang Kalimantan Timur. 
 
Pertamina berkepentingan membeli gas tersebut karena memiliki 40% saham lewat anak usaha PT PHE Metana Kalimantan. 
 
Sutijastoto mencatat potensi gas metana batubara di Indonesia diyakini mengandung  453,3 triliun kaki kubik yang tersebar di  sebelas cekungan hidrokarbon, dengan volume cadangan potensial hingga 112,47 tcf.
 
“Gas metan ini salah satu prioritas unggulan sebagai salah satu solusi menurunnya jumlah produksi minyak di Indonesia,” ungkapnya saat ditemui Bisnis hari ini. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Gajah Kusumo
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper