Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Masih tingginya harga beberapa kebutuhan pokok disebabkan ulah spekulan yang memanfaatkan momentum rencana kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu meski lonjakan harga itu hanya terjadi pada lokasi dan komoditas tertentu. 
 
Herman Khaeron, Wakil Ketua Komisi IV DPR bidang pangan, perikanan, dan kelautan,  mengatakan lonjakan harga tersebut merupakan ulah sejumlah oknum pedagang yang hanya memikirkan diri sendiri tanpa peduli pada masyarakat luas. Prilaku tersebut dinilai benar-benar merugikan masyarakat luas.
 
“Saya menduga kenaikan harga yang awalnya dipicu oleh isu dan provokasi kenaikan BBM adalah ulah spekulan dan para pedagang besar,” ujarnya hari ini. 
 
Dia mengakui sejumlah pedagang sudah menyetok komoditas pangan jauh hari sebelum rencana kenaikan BBM sehingga hal tersebut mengganggu sirkulasi supply dan demand.
 
Kondisi berbeda diyakini politisi Partai Demokrat itu pada daerah-daerah yang merupakan sentra-sentra produksi hasil pertanian. Di tempat-tempat tersebut petani cenderung bersikap lebih arif dan bijaksana dengan tidak menaikkan harga jual kepada para penadah. 
 
“Namun untuk daerah-daerah produsen saya kira stabil. Begitu pula dipasar-pasar modern juga stabil,” ungkap Herman. 
 
Namun, untuk pasar yang dipengaruhi kebutuhan pasar relatif besar seperti DKI Jakarta, harga diakuinya relatif masih sedikit mengalami pergerakan. Hal tersebut tidak lepas dari peran sejumlah pihak yang ikut andil dalam rantai distribusi komoditas tertentu. 
 
Penilaian berbeda disampaikan politisi PPP  Syaifullah Tamliha. Menurut dia tingginya harga beberapa kebutuhan pokok  merupakan kolaborasi antara petani dan pedagang, baik pedagan kecil maupun besar. 
 
Tamliha mengakui bahwa kenaikan harga tersebut merupakan dampak dari rencana kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu. Dia juga menegaskan bahwa gejolak harga beberapa kebutuha pokok tersebut akan tetap berlangsung selama belum ada kepastian kenaikan harga BBM. 
 
“Karena barang pangan itu sudah sangat terlanjur menyesuikan dengan kemungkinan kenaikan harga BBM. Harga akan sulit turun, karena kenaikan BBM bisa terjadi,” ujarnya menjelaskan. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper