Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Krisis utang Eropa yang berkepanjangan menyebabkan pertumbuhan perkantoran global pada tahun ini diperkirakan stagnan.
 
Dalam laporan Colliers International bertajuk Colliers International's Global Office Higlights diungkapkan pertumbuhan perkantoran pada awal tahun ini tidak dapat menghindari resesi ringan dari krisis Eropa, yakni adanya penurunan penyerapan ruang kantor ke pasar dan tingkat kekosongan ruang kantor yang meningkat.
 
Untuk di Asia, laporan tersebut memaparkan beberapa kota seperti Guangzhou (China) dan Tokyo (Jepang) memimpin pasar dalam hal banyaknya pembangunan perkantoran yang mencapai 19,6 juta kaki persegi  dan 15,6 juta kaki persegi tahun lalu.
 
"Pasok ruang kantor sewa diperkirakan meningkat di sebagian besar kota di Asia, tetapi harga sewa akan mengalami penurunan seperti di Seoul dan Hongkong karena ketidakpastian ekonomi global," kata Simon Lo, Executive Director of Research & Advisory Asia   Colliers International, seperti dikutip dalam keterangan pers yang diterima Bisnis hari ini.
 
Dia menjelaskan supplay perkantoran baru di Tokyo dalam tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Dia berharap pembangunan perkantoran baru tersebut mencapai puncaknya pada tahun lalu dan menurun pada tahun ini.
 
Pada semester kedua tahun lalu jumlah permintaan ruang kantor sewa di Asia semakin menurun dan selama periode tersebut hampir seluruh wilayah di Asia Pasifik mengalami penurunan harga sewa kantor.
 
"Contohnya di Chengdu, meskipun didorong oleh sektor manufaktur yang sukses, harga sewa kantor turun 7,8% pada semester kedua tahun lalu, sedangkan di Shanghai harga sewa kantor turun 3,2%," imbuhnya.
 
Dalam laporan itu juga diungkapkan peringkat tiga  besar kota di dunia untuk harga sewa ruang kantor grade A termahal pada semester kedua tahun lalu yakni Hongkong US$178,34 per kaki persegi, London-West End US$120,31 per kaki persegi, dan Paris US$90,26 per kaki persegi.
 
Harga sewa ruang perkantoran pada ketiga kota tersebut juga mengalami penurunan. Di London dan Paris karena melemahnya Euro dan Pound Sterling dibandingkan dengan Dollar AS. Di Hongkong disebabkan karena menurunnya permintaan ruang kantor dari sektor perbankan dan keuangan.  (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Deriz Syarief
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper