Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA BBM: Anggaran negara akan hemat Rp26 triliun

JAKARTA : Komite Ekonomi Nasional meyakini rencana pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi antara Rp1.500-Rp2.000 per liter akan menghemat anggaran negara sekitar Rp26 triliun. Namun, kebijakan tersebut juga akan memicu lonjakan inflasi pada tahun ini

JAKARTA : Komite Ekonomi Nasional meyakini rencana pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi antara Rp1.500-Rp2.000 per liter akan menghemat anggaran negara sekitar Rp26 triliun. Namun, kebijakan tersebut juga akan memicu lonjakan inflasi pada tahun ini ke kisaran 6,5%.Aviliani, Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN), menjelaskan berdasarkan perhitungan pemerintah, harga BBM bersubsidi pada tahun ini kemungkinan akan naik pada kisaran Rp1.500 -Rp2.000 per liter pada tahun ini. Apabila asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) per barelnya di APBN 2012 direvisi, dari US$90 menjadi US$100, maka akan ada penghematan subsidi dari kenaikan harga BBM tersebut sekitar Rp26 triliun.“Kenaikan harga BBM bersubsidi antara Rp1.500 - Rp2.000, hitungan pemerintah segitu. Kami pernah mengitung, kalau harga minyak (ICP) US$100 per barel, terus BBM itu dinaikkan Rp1.000 per liter, itu Rp13 triliun penghematannya. Jadi kalau naik Rp2.000, kira-kira penghematannya Rp26 triliun,” jelasnya usai rapat koordinasi di kantor Bappenas, hari ini 24 Februari 2012.Kendati fiskal terselamatkan, Aviliani menilai kebijakan tersebut akan memicu kenaikan harga-harga barang sehingga dapat memukul daya beli masyarakat. Dia memperkirakan kenaikan harga BBM tersebut akan memberikan tekanan inflasi tambahan sekitar 1%-2%, sehingga rata-rata sepanjang 2011 akan mencapai 6,5%, meleset dari asumsi 5,3% di APBN 2012.“Kalau dari hitungan pemerintah, dengan pembatasan (konsumsi BBM subsidi) tambahan inflasinya 0,8%, tetapi kalau kenaikan harga BBM mungkin bisa naik antara 1% sampai 2% inflasi. Jadi kalau inflasi kita sekarang itu 4,5% (plus/minus 1%), ditambah 2% kan masih 6,5%,” tuturnya.Menurut Aviliani, kenaikan harga BBM bersubsidi  tidak akan terlalu berdampak terhadap kenaikan harga barang jika tarif transportasi umum tidak ikut naik. Karenanya, hasil penghematan tersebut lebih baik digunakan untuk menyubsidi transportasi umum ketimbang digunakan untuk program bantuan langsung tunai (BLT).“Kemarin ada rapat dengan para gubernur dan Pak Hatta (Menko Perekonomian). Itu justru membicarakan bagaimana nanti Organda tidak tiba-tiba menaikkan tarif, padahal naiknya cuma Rp2.000 per liter. Jadi percuma kasih BLT, tapi transportasi umum tidak ditutup,” tandasnya. (faa) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper