JAKARTA : Pemerintah merencanakan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi 17,5 juta rumah tangga sasaran, masing-masing sebesar Rp100.000 per bulan selama 8 bulan, guna mengompensasi dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi.
Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri menuturkan pemerintah memandang perlu untuk meningkatkan penghasilan masyarakat miskin yang bakal terkena dampak dari rencana kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Untuk itu, pemerintah mempertimbangkan pemberian dana kompensasi menyerupai BLT, sebesar Rp100.000 per bulan per RTS, seperti yang pernah diterapkan pasca-kenaikan harga BBM 2005.
"Sasarannya pasti yang miskin. Itu sasaran BLT. Tapi kan belum final uang itu (dana kompensasi) untuk apa saja. Akan diberikan sekitar 8 bulan," jelasnya usai rapat koordinasi di kantor Bappenas hari ini.
Apabila merujuk kebijakan BLT sebelumnya, lanjut Salim, ada 17,5 juta RTS yang akan menerima dana kompensasi. Data tersebut digunakan juga sebagai basis keluarga miskin peserta program keluarga harapan (by name by address).
"Saya pikir untuk masyarakat miskin lumayan kan Rp100.000 per bulan. Jadi masih bisa lah [dengan inflasi tahun ini]. Saya pikir angka itu [dana kompensasi] akan mengarah ke situ kalau diputuskan," tuturnya.
Menurutnya, nantinya dana kompensasi akan disalurkan melalui bank persepsi dan instansi yang ditunjuk pemerintah. "Seperti dulu BLT dari kami, mungkin PT. Pos, BRI, dan bank-bank lain."
Akan tetapi, Salim mengatakan opsi tersebut belum final karena kebijakan kenaikan harga BBM belum menjadi keputusan bersama DPR. Rencana tersebut akan masuk dalam pembahasan revisi APBN 2012. "Belum dipastikan ya. Mungkin jumlahnya bisa bertambah atau berkurang, namun belum final." (sut)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
