Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA : Pemerintah Kerajaan Inggris berjanji tidak akan mengendurkan dukungannya bagi pembangunan Indonesia meski kawasan Eropa dilanda krisis utang. Hal itu ditunjukan dengan mengucurkan hibah senilai US$80 juta untuk mengatasi perubahan iklim dan kerusakan hutan.
 
Mahendra Siregar, Wakil Menteri Keuangan II, menjelaskan komitmen dukungan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Pembangunan Internasional Inggris Andrew Mitchell dalam kunjungannya ke Tanah Air. 
 
Pemerintah Kerajaan Inggris memastikan kerjasama bilateral dengan Indonesia tidak akan terganggu oleh permasalhan financial di kawasan Eropa.
 
“Mereka menyampaikan komitmen untuk tidak mengurangi dukugannya kepada negara berkembang,” ungkap Mahendra usai menggelar pembicaraan dengan delegasi Inggris di kantornya, hari ini.
 
Mahendra menjelaskan, selama ini hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris cukup baik dengan tingkat perdagangan dan investasi yang terus meningkat. Kerjasama bilateral tersebut perlu didorong terus, a.l. dengan menjaga kesinambungan pembangunan ekonomi nasional.
 
“Kami bicarakan bagaimana melibatkan keberadaan perusahaan Inggris, Eropa yang banyak di sini untuk bisa semakin menopang program pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Kami melihatnya secara strategis,” katanya.
 
Andrew Mitchell, Menteri Pembangunan Internasional Inggris, menuturkan pemerintahnya berkomitmen untuk semakin memperkuat kemitraan dengan  Indonesia, a.l. dengan mendorong perusahaan-perusahaan asal Inggris di Indonesia.
 
Terkait persoalan ekonomi dunia yang memasuki masa resesi, Inggris menggandeng Indonesia sebagai sesama anggota G20, untuk bersama-sama mengatasi permasalahan-permasalahan global.
 
“Kami bicara tentang pentingnya kesinambungan pembangunan, yang menjadi daya tarik kami untuk ikut membangun Indonesia. Misalnya, dalam menjaga kelestarian hutan Indonesia yang kami nilai selama ini menjadi paru-paru dunia,” katanya.
 
Dalam kunjungannya tersebut, Mitchell mewakili Pemerintah Kerajaan Inggris, memberikan hibah sebesar 50 juta poundsterling atau setara dengan US$ 80 juta kepada Indonesia. Hibah tersebut akan digunakan guna mendukung pendanaan program pelestarian hutan dan mengatasi perubahan iklim global selama 4 tahun ke depan.
 
Mahendra Siregar menambahkan pemburukan ekonomi di kawasan Eropa diyakini tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan negara-negara berkembang. Sebab, negara berkembang seperti Indonesia, dengan pendapatan kelas menengah yang cukup besar, memiliki posisi penting dalam menggerakan perekonomian global saat ini.
 
“Sekarang kami lebih punya banyak kemungkinan untuk sumber pembiayaan, baik dari pajak, non pajak maupun dari pasar,” katanya.
 
Artinya, lanjut Mahendra, Indonesia memiliki sumber pembiayaan yang lebih besar dan beragam di pasar dalam negeri. Varian sumber pendanaan domestik dan potensi pembiayaan internasional dinilainya menjadi salah satu stimulus bagi penguatan daya tahan ekonomi nasional. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper