Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: PT Bangungraha Sejahtera Mulia, sebagai salah satu pemrakarsa proyek Jembatan Selat Sunda, menyatakan telah mendapatkan komitmen pinjaman pendanaan dari tiga negara untuk pembiayaan proyek tersebut. Saat ini komitmen pemberian pinjaman itu tengah dijajaki perusahaan. 
 
Ketiga negara itu yakni pemerintah Jepang, Korea Selatan, dan China. Direktur PT BSM Agung R Prabowo mengatakan dari ketiga negara yang sudah menyatakan komitmen dalam pemberian pinjaman, yang paling intensif dalam negosiasi yakni dari China.
 
Dia mengatakan dengan adanya komitmen tersebut diharapkan kontrak pinjaman bisa segera direalisasikan berbarengan dengan dilaksanakannya studi kelayakan jembatan sepanjang kurang lebih 30 kilometer tersebut.
 
“Sampai saat ini belum ada kesepakatan pinjaman, tapi kita terus menjajaki. Harapannya bisa secepatnya direalisasikan berbarengan dengan pelaksanaan studi kelayakan,” ujarnya di Jakarta hari ini.
 
Agung sendiri belum menyebutkan berapa besaran dana pinjaman yang bakal dikucurkan dalam rencana pemberian komitmen tersebut. Apalagi, katanya, kebutuhan total investasi proyek baru akan diketahui secara pasti jika studi kelayakan sudah selesai. 
 
Menurutnya, dalam pembiayaan proyek yang diperkirakan memakan anggaran sebesar Rp125 triliun itu, perusahaan siap bergabung dengan perusahaan lainnya. Baik itu perusahaan swasta ataupun badan usaha milik negara.
 
Pasalnya, dengan tingkat kebutuhan dana yang cukup besar tidak mungkin dapat ditutupi oleh satu perusahaan saja, meskipun mendapatkan pinjaman dana eksternal. 
 
“Peluang kerjasama dalam konsorsium ini juga dituangkan dalam Perpres No.86/2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategid Dan Infrastruktur Selat Sunda diteken presiden tahun lalu,” tambahnya. 
 
Sementara itu, untuk pelaksanaan studi kelayakan yang akan dilaksanakan oleh pemrakarsa Selat Sunda yakni Provinsi Banten, Provinsi Lampung dan BSM, katanya, baru akan dilaksanakan setelah perjanjian kerja sama pengembangan kawasan dan infrastruktur selat sunda ditandatangani. 
 
Tujuannya, agar pelaksanaan studi kelayakan yang diperkirakan akan memakan anggaran sebesar Rp1 triliun itu memerlukan payung hukum yang pasti, dan komitmen dari semua pihak yang terkait baik itu pemerintah maupun swasta. 
 
Dia mengharapkan proses penyusunan studi kelayakan bisa segera dimulai karena saat ini hanya tersisa waktu sekitar dua tahun sebelum target groundbreaking
 
Perjanjian kerja sama
 
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan rencananya perjanjian kerja sama pengembangan kawasan infrastruktur Selat Sunda akan diteken pekan ini juga. Dia mengatakan dalam perjanjian nantinya konsorsium diberi waktu selama 24 bulan untuk menyelesaikan studi kelayakan. 
 
Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengatakan pemerintah saat ini tengah mengusahakan sumber pendanaan untuk pengembangan kawasan dan infrastruktur di Selat Sunda berasal dari perputaran ekonomi di kawasan tersebut nantinya. 
 
“Rencananya, di kawasan tersebut bakal dibangun pabrik dan pusat-pusat industri. Dananya ya dari kawasan-kawasan itu," kata Hermanto.
 
 Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Imam Santoso Ernawi mengatakan Kawasan Strategis Nasional untuk Kawasan Selat Sunda ini bakal mengambil lahan di 12 Kabupaten dan Kota dengan rincian ada di delapan Kabupaten Kota di Provinsi Lampung dan empat Kabupaten Kota di Provinsi Banten.
 
"Penetapan wilayah pengembangan ini sudah masuk dalam peta Kawasan Strategis Selat Sunda dan Infrastruktur yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional," ujarnya. 
 
Untuk mendukung percepatan pembangunan di kedua wilayah itu, katanya, Provinsi Banten dan Provinsi Lampung juga telah menerbitkan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Linda Tangdialla
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper