Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: PT Nippon Indosari Corpindo Tbk akan meningkatkan produksi roti hingga 1,7 juta potong per hari pada 2012 untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar yang diperkirakan mencapai 12%
 
Direktur Operasi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (Sari Roti) Yusuf Hadi mengatakan produksi harian pabrik-pabrik Sari Roti ditargetkan naik 30% pada 2012.
 
“Tahun ini diharapkan meningkat 20%—30%. Produksi ditingkatkan karena permintaannya juga naik,” katanya kepada Bisnis pekan ini.
 
Pada 2011, papar Yusuf, Sari Roti memproduksi sekitar 1,3 juta potong per hari atau naik 30% dari produksi harian 2010 yang sebanyak 1 juta potong.
 
Artinya, produksi perusahaan tersebut di 5 pabrik yang berlokasi di Pasuruan, Semarang, Medan dan 2 lokasi di Jababeka bisa mencapai 1,7 juta potong per hari.
 
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia (Apebi) Chris Hardijaya memperkirakan penjualan roti akan tumbuh 10—12% pada 2012.
 
Dia menjelaskan pertumbuhan tersebut lebih kecil dari pertumbuhan penjualan roti pada 2011 yang mencapai 15% dengan nilai penjualan sebesar Rp5 triliun.
 
Target pertumbuhan yang lebih kecil, paparnya, dilatarbelakangi potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik pada tahun ini.
 
“Masalah yang bisa menghambat tahun ini adalah kenaikan TDL dan BBM, selain itu juga ada potensi dari rencana sertifikasi halal yang bisa mengancam perusahaan kecil,” kata Chris.
 
Dia menjelaskan kenaikan BBM akan meningkatkan biaya distribusi bagi produsen-produsen kecil yang masih dominan dalam industri bakery di Indonesia.
 
Selain itu, kenaikan TDL dan BBM juga bisa mengikis daya beli masyarakat serta meningkatkan harga bahan baku yang dibutuhkan dalam produksi roti.
 
Adapun krisis global, menurut Chris, justru akan berpengaruh positif pada industri berbasis tepung terigu di Indonesia.
 
Produsen roti, lanjutnya, hampir sepenuhnya bergantung pada pasar domestik karena produk makanan kemasan tersebut rata-rata hanya bertahan 3-4 hari setelah diproduksi.
 
Dia menjelaskan perlemahan permintaan dari negara-negara maju justru bisa menekan harga gandum dunia yang pada akhirnya menurunkan harga tepung terigu.
 
“Ketika krisis terjadi, maka harga bahan baku seperti gandum akan turun, jadi menguntungkan kami,” kata Chirs.
 
Yusuf menambahkan nilai rupiah yang kuat akan menguntungkan industri roti yang masih banyak menggunakan komponen produksi berbasis bahan baku impor seperti tepung terigu dan cokelat.
 
Biaya produksi Sari Roti, jelasnya, cenderung stabil selama 2011 dan diharapkan tetap seperti itu sepanjang 2012. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper