Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI KREATIF: Bank ditantang biayai film

DENPASAR: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu menantang kalangan perbankan untuk membiayai pembuatan film yang saat ini masih belum dikatakan bankable, visible dan credible.Mari mengatakan saat dunia perfilman nasional masih terganjal

DENPASAR: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu menantang kalangan perbankan untuk membiayai pembuatan film yang saat ini masih belum dikatakan bankable, visible dan credible.Mari mengatakan saat dunia perfilman nasional masih terganjal pendanaan. Untuk itu, talangan pembiayaan dari perbankan sangat diperlukan.“Mungkin masih banyak kalangan perbankan yang belum mengetahui seluk beluk perfilman,” katanya saat menghadiri seminar tentang ekonomi kreatif di Denpasar Provinsi Bali, hari ini, 16 Januari 2012.Dukungan pembiayaan dari perbankan, jelas Mari, mungkin akan memberikan stimulus dan angina segar bagi sineas nasional untuk terus berkarya melalui film. Film merupaan salah satu kegiatan industri kreatif yang diklaim mampu memberikan nilai tambah dan cermin suatu bangsa. “kami meminta untuk kalangan perbankan mempertimbangkan industri ini.”Selain terganjal pendanaan, sutradara film Ayat-Ayat Cinta, Hanung Bramantyo mengungkap sulitnmya koordinasi dunia perfilman di Indonesia. “Kita masih bingung untuk pembuatan film harus izin kemana? Apa ke menteri pariwisata dan ekonomi kreatif atau ke menteri pendidikan dan kebudayaan,” katanya.Hanung juga membeberkan data terkait jumlah penonton film nasional yang mengalami zaman keemasan pada 2008. Namun pada 2011 adalah tahun keterpurukan film nasional karena kurangnya dukungan pemerintah dan boikot masuknya film Hollywood pada awal 2011.“Sejak 2011, penonton film nasional tidak lebih dari satu juta orang. Padahal, pada 2008, penonton film tembus hingga 4,8 juta penonton.”Hanung menjelaskan genre drama, komedi dan horor masih bisa bertahan di tengah kemelut perizinan dan rendahnya dukungan pemerintah. Namun genre anak, seperti Petualangan Sherina yang melejit pada awal dekade 2000-an sudah dianggap tidak menjual. “Lagi-lagi para sineas terganjal pendanaan dari sebuah rumah produksi.”Untuk koordinasi, beberapa waktu lalu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu  serta Menteri Pendidikan dan kebudayaan Muhammad Nuh telah sepakat membagi kue perfilman. Nuh mengatakan akan lebih menekankan pada penopang nilai tuntunan, eksplorasi dan penjagaan. Pada konsep ini, pemerintah mempunyai konsep kuat untuk memperoleh transformasi dari nilai budaya. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Matroji
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper