Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BISNIS FARMASI: Omzet 2011 kok turun?

JAKARTA: Omzet produsen farmasi multinasional di Indonesia tumbuh 7% pada 2011 atau lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 12%.Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufacturer Group (IPMG) Indonesia Parulian

JAKARTA: Omzet produsen farmasi multinasional di Indonesia tumbuh 7% pada 2011 atau lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 12%.Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufacturer Group (IPMG) Indonesia Parulian Simanjuntak mengatakan pertumbuhan penjualan obat oleh perusahaan farmasi global di Tanah Air tidak mencapai target.Dia menjelaskan omzet industri farmasi rata-rata tumbuh 10% setiap tahun seiring pertumbuhan daya beli konsumen Indonesia.Namun, pada tahun lalu nilai penjualan obat perusahaan-perusahaan anggota IPMG hanya tumbuh 7% menjadi sekitar Rp10 triliun—Rp11 triliun.“Ada yang sales-nya tetap tumbuh, ada yang menyusut. Tapi secara total pertumbuhannya tida sebesar 2010 yang mencapai 12%,” katanya kepada bisnis, pekan lalu.Parulian mengungkapkan perlemahan laju pertumbuhan omzet perusahaan farmasi asing di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh strategi pengurangan varian produk yang dijual perusahaan-perusahaan tersebut di pasar Tanah Air.Tahun lalu, paparnya, banyak perusahaan yang memutuskan tidak menjual lagi produk farmasi tertentu yang kinerjanya penjualannya tidak memuaskan.Akibat strategi tersebut, lanjut Parulian, total omzet perusahaan anggota IPMG tidak bisa tumbuh sebesar tahun lalu.Sementara itu, Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Farmasi (GP Farmasi) Dorodjatun Sanusi memperkirakan total omzet farmasi pada 2011 tumbuh 10% dibandingkan dengan penjualan pada 2010.Dia menjelaskan tidak ada pertumbuhan yang luar biasa pada tahun lalu karena perusahaan anggota GP Farmasi memutuskan tidak menaikkan harga penjualan obat.“Tahun depan saya kira pertumbuhannya juga sama, masih sekitar 10% seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Dorodjatun.Pada pertengahan tahun lalu, International Marketing Services (IMS) memprediksi nilai penjualan obat-obatan di Indonesia mencapai Rp39,67 triliun pada 2011.Pada 2010, total penjualan industri farmasi di pasar domestik mencapai Rp34 triliun atau tumbuh hingga 17% dibandingkan penjualan 2009 yang senilai Rp29 triliun.Obat bebas (over the counter) menyumbang sekitar 42% dari omzet farmasi pada 2010, sedangkan market share obat resep merupakan 58% dari nilai penjualan total.Proyeksi pertumbuhan 10%, menurut Parulian, juga ditetapkan oleh produsen obat anggota IPMG untuk penjualan tahun ini.“Menurut teman-teman, mereka masih optimistis tahun ini pasar bisa tumbuh paling tidak 10%,” katanya.Dia mengatakan pasar farmasi domestik baru akan tumbuh pesat jika sistem jaringan sosial nasional (SJSN) telah terimplementasi.Saat ini, papar Parulian, konsumsi obat per kapita Indonesia baru sebesar US$18 per kapita per tahun atau terendah dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara.Adapun pengeluaran masyarakat untuk kesehatan diperkirakan hanya 2,4% dari total pendapatan nasional bruto Indonesia.Parulian yakin konsumsi obat-obatan tidak akan naik signifikan selama sebagian besar penduduk tidak menggunakan asuransi dan harus membayar sendiri biaya kesehatan.Dorodjatun menambahkan penjualan farmasi, khususnya obat resep, di Tanah Air juga masih terhambat oleh kecenderungan masyarakat melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi). (faa) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper