Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Studi kelayakan Selat Sunda disiapkan

JAKARTA: Konsorsium Banten-Lampung selaku pengelola kawasan Jembatan Selat Sunda, mulai menyiapkan penyusunan studi kelayakan dan desain dasar proyek senilai Rp250 triliun itu, menyusul telah diterbitkannya Peraturan Presiden No.86/2011 tentang pengelolaan

JAKARTA: Konsorsium Banten-Lampung selaku pengelola kawasan Jembatan Selat Sunda, mulai menyiapkan penyusunan studi kelayakan dan desain dasar proyek senilai Rp250 triliun itu, menyusul telah diterbitkannya Peraturan Presiden No.86/2011 tentang pengelolaan JSS.

 

Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengatakan konsorsium itu ditargetkan merampungkan penyusunan studi kelayakan dan desain dasar pada 2013, sehingga jadwal groundbreaking per 2014 bisa terealisasi sesuai rencana.

 

Menurut dia, isian utama dalam studi kelayakan a.l mengenai detil rute yang efisien dalam menyeberangi selat, spesifikasi konstruksi, teknis desain jembatan seperti tingkat ketahanan jembatan terhadap gempa, badai, juga jarak antara jembatan dengan (Gunung) Anak Krakatau.

 

"Setelah itu tender bisa dilakukan. Konsorsium Banten-Lampung dalam Perpres disebut sebagai pemrakarsa proyek, sehingga mereka mendapatkan right to match dalam tender tersebut," ujarnya, Selasa 10 Januari.

 

Artinya, pembangunan dan pengelolaan proyek bisa digarap oleh konsorsium, dimana perusahaan swasta bisa bergabung didalamnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan, yang sangat besar.

 

Sementara itu, katanya, saat ini pemerintah juga tengah mengkaji pembentukan badan pelaksana JSS, yang nantinya akan menjadi pengawas kegiatan pengembangan JSS. Berdasarkan pasal 10 Perpres No.86/2011 menyebutkan tugas Badan Pelaksana itu a.l menyusun dan menetapkan rencana pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda.

 

Kemudian, menyusun program, serta menetapkan pengaturan pengembangan Kawasan Strategis Selat Sunda dan pembangunan Infrastruktur Selat Sunda sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan memberikan hak Pengusahaan kepada Badan Usaha Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (BUKSISS) melalui Perjanjian Pengusahaan.

 

Sebelumnya, Deputi Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Perekonomian Luky Eko Wuryanto mengatakan biaya pelaksanaan studi kelayakan sendiri diperkirakan memakan biaya sebesar Rp1,5 triliun atau US$150 juta.

 

Oleh karena itu, katanya, pola penawaran proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) akan dilaksanakan dengan sistem proyek penggarapan penuh, dimana calon kontraktor akan diwajibkan melaksanakan proyek mulai dari studi kelayakan (feasibility study) hingga pembangunan fisik megaproyek senilai kurang lebih Rp250 triliun itu.

 

Luky mengatakan dengan kontrak tersebut maka kontraktor yang terpilih adalah mereka yang memiliki kemampuan financial yang kuat, komitmen dan pengalaman dalam pelaksanaan kontrak sebesar itu.

 

Megaproyek jembatan Selat Sunda akan dibangun dari Pelabuhan Merak-Banten menuju Bakauheni, Lampung dengan panjang mencapai 30 km. Rencananya, jembatan ini juga akan dilengkapi dengan jalur kereta api di bagian bawah. 

 

Sepanjang 2 km, jembatan ini dibangun tanpa penyangga dan tercatat sebagai jembatan terpanjang didunia tanpa tiang penyangga, sedangkan 28 km sisanya, akan tetap disangga dengan tiang-tiang dengan kedalaman hingga mencapai 700 meter. (ea)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Linda Tangdialla

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper