Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA:Krisis Eropa yang berimbas menjadi krisis global akan berpengaruh terhadap neraca perdagangan Indonesia. Laju pertumbuhan eskpor RI diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun lalu.  
 
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Armida S. Alisjahbana menyadari bahwa dampak krisis global akan masuk ke Indonesia melalui jalur transmisi perdagangan internasional, dan keuangan. 
 
Hal itu akan membuat kinerja ekspor sedikit terpengaruh dan mengurangi kontribusi terhadap PDB sekitar 0,2% pada 2012. 
 
"Ekspor tumbuh tapi tidak secepat tahun ini. Akan ada penurunan 0,2% pertumbuhan ekonomi dari satu sisi, ekspor saja," katanya usai rapat koordinasi di kantor Menko Perekonomian, hari ini. 
 
Kendati demikian, lanjut Armida, pemerintah tetap akan mengupayakan perekonomian tumbuh 6,7% pada 2012 meski lebih berat untuk merealisasikannya. Opsinya dengan mendorong investasi tumbuh 7%-8% dan meningkatkan konsumsi rumah tangga 4,8%-4,9%. 
 
Sebelumnya, Ketua KEN Chairul Tandjung menuturkan pemburukan ekonomi di kawasan Eropa membuat otoritas di sana mengevaluasi pemberian fasilitas pembebasan bea masuk bagi negara berkembang atau Generalised System of Preferences (GSP). 
 
Indonesia, diperkirakan menjadi salah satu negara yang dikeluarkan dari daftar penerima GSP karena dianggap masuk kategori negara berpendapatan menengah.
 
"Karena situasi negara Eropa sulit, fasilitas itu [GSP] di-review. Tidak semua negara diberikan karena Indonesia sudah negara middle income," ujarnya.
 
Hal itu, kata Chairul, akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia terkoreksi sekitar 0,2%-0,3% dibanding pertumbuhan 2010 ke 2011. Untungnya masih terkompensasi dari aktivitas investasi dan kuatnya konsumsi domestik sehingga pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan sama dengan pencapaian 2011. 
 
"Pertumbuhan ekspor Indonesia terhadap PDB kemungkinan berkurang 0,2%-03%. Kami di KEN meyakini pertumbuhan ekonomi 2012 masih bisa dipertahankan seperti 2011. Kira-kira di kisaran 6,5%," tuturnya. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper