Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mustika Ratu tak terpengaruh penghentian impor jamu China

JAKARTA: Rencana pemerintah menghentikan arus impor jamu China, tidak membuat emiten produsen jamu dan kosmetik PT Mustika Ratu Tbk tergesa melakukan ekspansi penjualan. Menurut Corporate Secretary Mustika Ratu Fadhli, perseroan masih tetap mematok target

JAKARTA: Rencana pemerintah menghentikan arus impor jamu China, tidak membuat emiten produsen jamu dan kosmetik PT Mustika Ratu Tbk tergesa melakukan ekspansi penjualan. Menurut Corporate Secretary Mustika Ratu Fadhli, perseroan masih tetap mematok target pertumbuhan penjualan sebesar 18% untuk tahun ini."Untuk tahun 2011 belum ada revisi penjualan, perusahaan berusaha prudent," ujarnya saat dihubungi Bisnis, hari ini.Tidak direvisinya target penjualan, dijelaskan Fadhli, dikarenakan sisa waktu tahun ini yang terlalu sedikit. Selain itu, perseroan masih fokus dalam proses renovasi pabrik yang terletak di Ciracas.Meski begitu, Fadhli menjelaskan, pasar yang ditinggalkan produk impor asal negeri Tirai Bambu merupakan lahan yang potensial dan bisa digarap perseroan. Pasar tersebut, ditambahkannya, akan mulai dibidik perseroan tahun depan.“Kita melihat ada peluang disana. Pasar untuk produk-produk kita makin terbuka,” jelasnya.Emiten berkode MRAT tersebut akan memerluas jaringan distribusi untuk memenetrasi pasar. Untuk membidik kalangan menengah atas, produk perseroan akan dijual di toko buah yang terdapat di pusat perbelanjaan. Sementara itu, penjualan di kalangan menengah ke bawah masih akan menggunakan sistem horeka."Penjualan melalui Horeka (hotel, restoran, dan kafe) bisa untuk membidik kelas menengah ke bawah, sebab banyak dilakukan di rumah makan padang. Itu akan kita tingkatkan. Yang jelas, kami masih akan tetap meningkatkan availability, visibility, dan inventory," bebernya.Beberapa pihak, memrediksi penjualan perseroan akan meningkat hingga 42% tahun depan seiring dengan penghentian impor jamu asal Cina. Ditanya mengenai hal itu, Fadhly tidak berani mematok angka terlalu tinggi. Menurutnya, target pertumbuhan penjualan tahun depan berkisar 20-30%.(api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Muhammad Kholikul Alim

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper