BANDA ACEH: Pemerintah Provinsi Aceh akan mengalihkan fungsi kilang liquefied natural gas PT Arun di Lhokseumawe menjadi terminal penerima gas pada 2013 untuk menyelamatkan Rp6,3 triliun.Wakil Gubenur Aceh Muhammad Nazar mengatakan PT. Pertamina (Persero) akan dipercayakan mengelola proyek pengalihan kilang LNG Arun menjadi terminal penerima gas. Terminal penerimaan gas ditargetkan beroperasi pada tahun 2013.Pemerintah Aceh, jelasnya, sudah dua kali menyampaikan rencana itu kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta kementerian dan lembaga pemerintah terkait. Jika aset negara di PT Arus tidak dimanfaatkan, paparnya, negara akan merugi Rp6,3 triliun.“Kami mendukung sepenuhnya pengalihan fungsi kilang PT Arun, kami berharap pemerintah pusat harus mengeluarkan kebijakan," jelas Wakil gubernur Aceh, Muhammad Nazar, akhir pekan lalu. Kontrak kerjasama PT Arun dan Korea Selatan berakhir pada 2014.Muhammad Nazar mengatakan berencana menyampaikan langsung kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai proyek pengalihan kilang LNG Arun menjadi terminal penerima gas ini. Rencana ini, juga bagian dari upaya revitalisasi aset PT Arun.Dia menyebutkan fasilitas di dalam kilang Arun masih sangat baik untuk dimamfaatkan, mesin-mesin yang ada masih terpelihara dengan baik misalnya, tangki penyimpan LNG, LPG, dan condensate.Peralatan itu, ujarnya, masih dapat dipergunakan untuk mengembangan model bisnis logistikberupa tempat penampungan cadangan bahan bakar yang siap didistribusi ke berbagai tempat. Sementara itu, kapasitas pembangkit listrik di kawasan pabrik mencapai 30 megawatt. PT. Arun dapat menampung gas hingga 320 juta standard metric kaki kubik per hari (million metric standard cubic feer per day/MMSCFD).Selanjutnya, produksi gas PT. Arun akan digunakan untuk industri PT PIM yang saat ini masih beroperasi, sekaligus menghidupkan kembali sejumlah pabrik yang sudah berhentikan, seperti PT. Asean Aceh Fertilizer dan PT. Kertas Kraf Aceh.(api)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel