Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PT Timah lanjutkan ekspor

JAKARTA: PT Timah, produsen timah terbesar Indonesia, akan melanjutkan ekspor setelah harga rebound.   Keputusan itu mundur dari kesepakatan penghentian ekspor nasional yang disepakati sebelumnya guna menaikkan harga timah global. Kami

JAKARTA: PT Timah, produsen timah terbesar Indonesia, akan melanjutkan ekspor setelah harga rebound.   Keputusan itu mundur dari kesepakatan penghentian ekspor nasional yang disepakati sebelumnya guna menaikkan harga timah global. "Kami belum mengekspor sejak akhir bulan lalu. Begitu kapal tiba, kami akan ekspor," kata Wachid Usman, Presiden Direktur PT Timah di Pangkalpinang, Bangka, Selasa 11 Oktober. Keputusan Timah untuk masuk kembali pasar global setelah harga logam itu naik ke US$23.000 per metrik ton, dapat kembali menekan harga. Sementara itu, beberapa smelter swasta sedang menunggu harga hingga US$24.000 sebelum mereka memulai ekspor. Menurut Rudy Irawan, wakil ketua Asosiasi Industri Timah Indonesia, ada kebutuhan pemberlakuan kuota ekspor yang perlu diterapkan pemerintah di masa depan. "Setiap perusahaan memiliki batas yang berbeda, itu tergantung pada biaya produksi mereka," kata Irawan. Untuk PT Timah, kata Irawan, US$23.000 adalah tingkat yang baik. Sedangkan bagi sebagian besar smelter kecil itu level yang sesuai adalah US$25.000 per ton. Harga timah di London melemah 13% pada Agustus dan 17% bulan lalu sejalan jatuhnya harga berbagai komoditas karena kecemasan atas melemahnya ekonomi global. Kemerosotan itu mendorong produsen di Indonesia, termasuk PT Timah, menyepakati penghentian ekspor hingga 1 Oktober. Kesepakatan itu dibuat pada 26 September. "Di masa depan, kita harus terus membuat pengaturan tersebut sehingga tidak akan ada kelebihan pasokan," kata Usman. Menurutnya, jika tidak dibuat suatu perjanjian, harga akan turun dan orang yang menuai keuntungan hanya pedagang. Harga timah untuk penyelesaian 3 bulan diperdagangkan tetap pada US$23.050 per ton di London Metal Exchange pukul 14:55 waktu Singapura. Harga logam ini jatuh serendah US$17.000 pada 23 September, tiga hari sebelum para produsen Indonesia setuju untuk menghentikan pengiriman. Produsen timah ingin pemerintah untuk mengatur kuota ekspor guna membantu mempertahankan harga. "Kami ingin bergerak maju dan mengatur kuota untuk ekspor, tidak ada cara lain. Kita harus membatasi pengiriman untuk mengontrol harga," kata Irawan. Mereka akan segera bertemu lagi di Bangka untuk membahas masalah tersebut. Johan Murod, Direktur PT Bangka Belitung Timah Sejahtera, mengatakan ada 21 perusahaan yang memproduksi dan memperdagangkan timah tahun ini dari 32 eksportir terdaftar di Departemen Perdagangan. Toto Rusbianto, kepala ekspor pertambangan di Departemen Perdagangan, mengatakan ekspor timah Indonesia jatuh 39% menjadi 5.233 ton pada September dari Agustus. Pengiriman selama 9 bulan sampai September naik 9,3% menjadi 73.223 ton dari tahun sebelumnya. (Taufikul Basari/ea)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper